HIDUPKATOLIK.com – Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi (JKKI) Kevikepan Surakarta terbentuk karena ingin meneladani orang kudus. Mereka terinspirasi semangat St Faustina.
Setiap hari Minggu keempat pukul 09.15 WIB, Gua Maria Mojosongo, Paroki St Perawan Maria Regina Purbowardayan, Solo, Jawa Tengah banyak didatangi umat. Mayoritas umat yang berkumpul di gua yang diresmikan oleh Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ pada hari raya Natal 25 Desember 1983 itu, adalah anggota Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi (JKKI) yang berasal dari 13 paroki di Kevikepan Surakarta.
Jumlah anggota JKKI setiap paroki berkisar antara 20 hingga 60 orang. Dan, pada hari Minggu keempat itu, sekitar 600-an orang berkumpul. Seusai berdoa, kegiatan di Gua Maria yang terletak sekitar tiga kilometer arah utara dari Kota Solo itu, ditutup dengan perayaan Ekaristi.
Kegiatan devosi ini berawal sekitar 2009. Waktu itu, umat Paroki St Paulus Kleca Surakarta bernama M. A. Tien Supriyono Raharjo mendapat buku harian St Faustina dari Romo Ignatius Ismartono SJ. Setelah membaca kisah hidup St Faustina, ia tersentuh. Tien pun berinisiatif menemui kepala paroki Romo F. Suryaprawata MSF untuk mensharingkan pengalamannya. Usai sharing, Romo Surya menyarankan kepada Tien untuk membentuk komunitas devosi Kerahiman Ilahi.
Tak mudah bagi Tien untuk mewujudkan permintaan Romo Surya tersebut. Apalagi saat itu, devosi Kerahiman Ilahi belum dikenal umat. Tien perlu waktu cukup lama untuk menjaring anggota dan membentuk komunitas. Usahanya tak sia-sia. Setelah melewati berbagai upaya, akhirnya komunitas Kerahiman Ilahi terbentuk.
Anggota pertama komunitas ini, belasan orang. Meski demikian, Pastor Paroki Kleca mendukung dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk mengadakan doa koronka pada setiap Jumat pertama. Lama-kelamaan, mereka bahkan meminta pastor paroki untuk mengadakan Misa setiap hari Jumat.
Setelah sering berkumpul, mereka membentuk pengurus. Pada Desember 2009, pengurus Kerasulan Kerahiman Ilahi Paroki St Paulus Kleca dilantik bersamaan dengan pelantikan pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP). Anggota komunitas semakin bersemangat menjaring anggota. Mereka, bahkan menjajaki kerja sama dengan anggota Kerahiman Ilahi dari paroki lain.
Pada 2010, upaya itu membawa hasil. Jaringan dengan komunitas di paroki lain pun tumbuh. Upaya ini berjalan lancar berkat Jaringan Persaudaraan antarkelompok Doa (Kodok) Kevikepan Surakarta. Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan, mereka sepakat membangun sebuah Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi (JKKI) berbagai paroki di wilayah Kevikepan Surakarta.
Secara de facto JKKI Kevikepan Surakarta sebenarnya sudah terbentuk dan sudah melakukan beberapa kegiatan, antara lain menerima lawatan sosok yang memperkenalkan Devosi Kerahiman Ilahi di Indonesia, yakni Romo Ceslaus Osiecki SVD. Selain itu, mereka juga dilibatkan dan hadir dalam pertemuan rekoleksi JKKI Keuskupan Agung Semarang.
Rutin Bertemu
Pada pertengahan Februari 2012, pengurus sementara JKKI berinisiatif untuk bertemu Vikaris Episkopal (Vikep) Surakarta Romo Antonius Budi Wihandono. Mereka menyampaikan berbagai kegiatan yang telah dilakukan dan rencana JKKI. Inisiatif ini mendapat tanggapan positif. Pada Minggu Kerahiman Ilahi, 7 April 2013, pengurus sementara JKKI Kevikepan Surakarta dilantik oleh Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta.
Untuk menggairahkan semangat anggota, setiap Senin ketiga, JKKI membuat acara safari rohani dalam bentuk misa Kerahiman Ilahi. Kegiatan ini dilakukan bergilir dari paroki ke paroki. Setiap Minggu keempat pukul 09.15 WIB JKKI juga mengadakan Doa Koronka dan Ekaristi di Gua Maria Mojosongo. JKKI menggelar pertemuan akbar untuk pertama kali pada 15 Agustus 2014, dihadiri sedikitnya 600 orang, dari 13 paroki di Kevikepan Surakarta. Komunitas ini sekarang didampingi oleh seorang imam moderator, yakni Pastor Paroki Purbowardayan Romo Ag. Nunung Wuryantoko. Anggota komunitas menghidupi ke giatan dalam semangat “Karya, Ucapan, dan Doa”, yang biasa mereka singkat menjadi KUD. Meskipun komunitas ini bersifat devosional, namun mereka juga giat dalam bidang pewartaan dan sosial. Setiap bulan JKKI mengisi siaran rohani di Radio Petra Surakarta. Isi siaran disesuaikan dengan Kalender Liturgi. Mereka yang aktif dalam bidang ini, antara lain Mien Sriyanto, V. Sri Redjeki dan M.M. Ning Yuliastuti.
Dalam karya sosial, rutin setiap bulan JKKI mengadakan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Surakarta. Kunjungan itu diadakan pada Rabu pertama pukul 09.00-11.00 WIB. Di tempat itu, mereka mengadakan ibadat dan pendalaman iman bersama para warga binaan yang beragama Katolik. Setelah itu mereka beramah-tamah dengan seluruh warga binaan.
JKKI semakin tumbuh dan berbuah. Namun, bukan berarti tanpa tantangan. Komunitas ini masih dipersepsikan sejumlah orang bahwa devosi ini tidak sesuai dengan ajaran Gereja. Meski demikian, semangat anggota tidak kendur karena anggapan itu. Semangat mereka tumbuh, bersumber dari kata-kata St Faustina: “Yesus, Kau andalanku. Aku berharap pada-Mu”.
Tantangan lain adalah dana. Untuk membiayai berbagai kegiatan, JKKI menarik iuran dari anggota, kadang juga menggalang dana. Untuk kegiatan yang perlu dana besar, JKKI mengajukan permohonan ke Kevikepan Surakarta.
Ketua JKKI, Tien, mengatakan bahwa Devosi Kerahiman Ilahi merupakan rahmat penolong, terutama saat mengalami kesulitan dalam hidup. Melalui devosi ini, ia terdorong untuk berbagi sukacita dan penghiburan kepada orang-orang yang mengalami kesusahan, misalnya para warga binaan di LP Surakarta. Tien berharap agar semakin banyak umat yang menjalankan Devosi Kerahiman Ilahi.
Sementara M.M. Ning Yuliastuti merasakan kehadiran Tuhan yang berbelas kasih. Umat Paroki St Maria Kartasura ini gembira saat bertemu dengan anggota JKKI dari paroki lain. “Melalui pertemuan dengan mereka, saya semakin diteguhkan dalam iman,” katanya.
Vst. Asmodiwongso