HIDUPKATOLIK.com – “… Bantulah dan sertailah aku, ya Tuhan, di hari-hari senjaku menjelang malam agar aku selalu berdoa menyerahkan diriku sehingga bila Kaupanggil, kapan pun aku siap sedia. Amin”, hlm 158. Itulah contoh bagian akhir penggalan doa di akhir refleksi yang berjudul “Maut telah ditelan dalam kemenangan”.
Penderitaan, kesendirian, kesepian adalah realita yang harus diterima oleh para lansia (lanjut usia). Hal ini bisa memunculkan sangat frustrasi. Meresa bahwa anak-anak dan para cucu tidak sabar mendampingi kita. Kita menjadi sensitif dan termenung sendiri. Namun, kesepian, kesendirian di usia tua akan menjadi momen positif jika para lansia mampu mendekatkan diri pada Tuhan Sang Pencipta. Seperti kata Ayub, “Tubuhnya mengalami kesegaran seorang pemuda, ia seperti pada masa mudanya” (Ayub 33:25), hlm 29.
Kesendirian dan kesepian
Berbuah di masa tua dimaknai sebagai menerima kenyataan hidup sebagai sebuah panggilan. Momen positif agar kaum lansia semakin mendekatkan diri pada Tuhan ketika mengalami penderitaan, kesendirian, dan kesepian, hlm 9. Menjadi tua-rentah merupakan hukum alam yang harus diterima. Kondisi menjadi tua tidak bisa kita sangkal dan tolak. Walaupun banyak orang yang berusaha tampak muda lagi dengan mengecat rambut, dengan pasang gigi palsu.
Selain menulis buku Homili yang Membumi, buku berbuah Di Usia Senja, karya Robert Bala ini mengetengahkan 70 renungan dan doa untuk kaum lansia, usia senja. Setiap renungan memiliki dasar pijak dari teks Kitab Suci yang secara selektif dan terpilih sehingga cocok dibaca dari perspektif orang lanjut usia.
Maria Gelole Henakin, adalah ibunda Robert Bala, yang membutuhkan buku doa yang cocok untuk ibu Maria. Sosok ibu Maria inilah yang menjadi inspirator terbitnya buku renungan ini. Bagi penulis, buah-buah refleksi dalam buku ini memiliki kekuatan, dan menjadikan lebih hidup serta personal karena sesosok ibu Maria Henakin, hlm 10.
Terus berbuah
Pater Huberto Wooning, SVD, 80 thn, sahabat dari Robert Bala ketika tinggal bersama di Paraguay menulis Spiritualitas Lanjut Usia pada awal buku setebal 176 ini. Semula imam asal Belanda ini keberatan atas permintaan Robert Bala karena kondisi usia lanjut di Indonesia dan Belanda tentu berbeda.
Pater Huberto dalam kata pengatarnya membagi menjadi 3 bagian yakni situasi sosial orang berubah tentang orang lanjut usia, menerima masa tua, dan terus berbuah di usia senja. Imam yang pernah berkarya di Paraguay selama 30 tahun menawarkan tips yang bisa dibuat di masa tua, antara lain menemukan keseimbangan antara kerja dan istirahat, hidup spiritual dan fisik harus terus diperbaharui, dalam kesendirian memeriksa batin, mengarahkan keinginan dan mimpi kepada persatuan dengan Tuhan, serta menemukan kegembiraan dalam hidup, inspirasi, kreativitas dalam kerja. Terakhir, membaca, merenungkan dan menyelami Sabda Tuhan, hlm 22-23.
St Teresa dari Avila menulis pohon di samping air yang mengalir akan selalu segar dan memberikan banyak buah. Itulah proses yang menghasilkan buah hanya bisa sukses ketika orang lansia semakin mendekatkan diri pada Tuhan sebagai Air Kehidupan.
Data Buku:
Judul : Berbuah Di Usia Senja [70 Renungan dan Doa untuk Lansia]
Penulis : Robert Bala
Penerbit : PT Kanisius – Yogyakarta
Tebal : 176 hlm
Cetakan : 1, 2017
Ignas Iwan Waning, Palembang