HIDUPKATOLIK.com – Apa nilai penting Hari Raya Kenaikan Yesus ke Surga dikaitkan dengan Kebangkitan Yesus Kristus? Apakah ini hanya kepindahan tempat tinggal Yesus yang bangkit? Apa yang terjadi dalam diri Yesus ketika naik ke surga?
Katarina Leba, Jember, Jawa Timur
Pertama, saat berbicara tentang pemuliaan Yesus Kristus, sangat sering kita merujuk hanya ke Kebangkitan, seolah-olah hanya Kebangkitan itulah pemuliaan Kristus. Akibatnya, Kenaikan Yesus Kristus ke Surga seolah disepelekan. Menurut Kitab Suci dan tradisi doktrinal dan liturgis, kedua peristiwa, yaitu Kebangkitan dan Kenaikan, merupakan dua peristiwa berbeda yang sama-sama menyatakan pemuliaan Yesus Kristus. Memang Kebangkitan lebih mempunyai kekuatan demonstratif untuk keilahian Kristus. Namun sebenarnya, baik Kebangkitan maupun Kenaikan, sama-sama penting untuk menunjukkan tahapan hakiki pemuliaan Kristus. Kenaikan melengkapi dan menyempurnakan Kebangkitan.
Kedua, Kenaikan ke surga bukanlah soal lokalisasi atau kepindahan “tempat tinggal” Yesus yang bangkit. Secara rohani, Kristus telah ditinggikan atau dimuliakan saat wafat-Nya di salib, karena ketaatan- Nya. Saat Yesus melintasi dunia orang mati, maka saat itulah Yesus dimuliakan secara lengkap. Jika Kebangkitan menyatakan pemuliaan Yesus, maka Kenaikan menyatakan penyempurnaan badan Yesus yang bangkit. Seluruh alam semesta diikutsertakan ke dalam kemuliaan ilahi bersama-sama dengan badan yang bangkit itu. Inilah nilai penting pertama dari Kenaikan.
Ketiga, Kenaikan Yesus ke Surga merupakan keberangkatan Yesus dengan badan yang dibangkitkan itu untuk meninggalkan dunia. Ini berarti badan kebangkitan Yesus memasuki tahap yang baru. Jika kita perhatikan kisah-kisah dalam Perjanjian Baru, Kenaikan Yesus ke Surga membuat badan Yesus yang bangkit ini tidak bisa lagi dilihat secara kasat mata dan berubah memasuki keadaan surgawi. Badan Yesus yang bangkit secara tetap tidak bisa lagi dilihat di dunia dan tidak bisa ditangkap oleh indera manusia.
Maka, keadaan badan Yesus sesudah kenaikan adalah sungguh-sungguh keadaan baru. Satu konsekuensinya ialah ketika Kristus menampakkan diri kepada Saulus dalam perjalanan ke Damaskus. Yesus tidak menunjukkan diri berhadapan muka dengan Saulus, tetapi hanya melingkupi Saulus dengan sinar yang menyilaukan. Sinar kemilau ini adalah tanda kemuliaan surgawi Kristus. Dengan naik ke surga, Yesus Sang Penyelamat kini bisa datang secara rohani melalui Roh Kudus. Kehadiran Kristus melalui Roh Kudus ini berbeda sekali dengan kehadiran Kristus secara rohani di antara para rasul sesudah kebangkitan. Kehadiran Yesus melalui Roh Kudus inilah yang menginagurasi Pentakosta.
Keempat, dengan naik ke surga, Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Hal ini tidak bisa dikatakan sesudah kebangkitan. Maka, Sang Penyelamat memasuki sebuah tahap baru, yaitu Kristus menerima kuasa baru, rohani atau ilahi, yang dinyatakan dengan ungkapan “duduk di sebelah kanan Bapa”. Dengan kuasa yang baru, Kristus dapat memberikan hidup ilahi dari Kebangkitan-Nya kepada kita. Dalam Kebangkitan, hidup ilahi dicurahkan dalam kuasa (bdk. Rom 1:4), sedangkan dalam Kenaikan ke surga, kuasa dari Sang Kepala memberikan hidup kepada Tubuh Mistik-Nya.
Maka, kita bisa mengatakan bahwa dalam Kebangkitan terjadilah pemenuhan individual dari Yesus Kristus sebagai manusia baru. Dengan Kenaikan, Kristus menyatakan fungsi sosial-Nya, yaitu menghidupkan tubuh Mistik-Nya dan menegaskan fungsi-Nya sebagai Pengantara. Kristus yang bangkit itu dapat memberikan hidup baru dari kebangkitan kepada umat manusia. Jadi, Kebangkitan menyatakan bentuk hidup baru yang harus diberikan kepada kita, dan Kenaikan mengungkapkan kuasa Yesus untuk memberikan hidup baru itu kepada kita.
Petrus Maria Handoko CM