HIDUPKATOLIK.com – Dalam ajaran tentang Allah Tritunggal Mahakudus, Roh Kudus itu ialah Roh dari Bapa atau dari Putra? Mana yang sesuai dengan Kitab Suci? Mengapa Paus Benediktus XVI dan Patriark Bartolomeus mengucapkan kredo Gereja Orthodoks? Apakah itu berarti Gereja Katolik Roma mengakui kebenaran Kredo Gereja Orthodoks?
NN, Malang
Pertama, semangat ekumenisme yang didengungkan sejak konsili Vatikan II mendorong Gereja Katolik untuk mencari kesamaan-kesamaan yang bisa mempersatukan dan semakin mempererat kesatuan daripada menekankan perbedaan yang terbatas pada rumusan. Sebenarnya, antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Orthodoks terdapat kesatuan iman akan Allah Tritunggal Mahakudus. Harus diakui bahwa keduanya mempunyai ungkapan yang berbeda untuk mengatakan hal yang sama.
Gereja Katolik Roma mengakui bahwa teks asli Kredo Nicea- Konstantinopel tidak memasukkan kata Filioque (artinya, “dan Putra”). Pengakuan ini nampak dalam dokumen Dominus Iesus (Seri Dokumen Gerejani No. 60 B, 6 Agustus 2000) yang menuliskan Kredo tersebut tanpa kata Filioque. Pengakuan ini juga nampak ketika Paus Yohanes Paulus II bersama Patriark Demetrius I, kemudian juga Paus Benediktus XVI bersama Patriark Bartolomeus I, mengucapkan bersama Kredo dalam bahasa Yunani tanpa tambahan Filioque.
Kedua, pengakuan iman yang sama mengatakan bahwa Allah Bapa adalah sumber dari segala sesuatu dan satu-satunya sumber. Karena itu, Roh Kudus “berasal dari Bapa” sebagai prinsip awal yang tidak diawali lagi. Gereja Orthodoks merumuskan butir iman ini bahwa Roh Kudus “berasal dari Bapa,” artinya mengalir dari Bapa melalui Putra. Sedangkan butir iman yang sama dirumuskan oleh Gereja Katolik Roma sebagai “berasal dari Bapa dan Putra.” Rumusan ini tidak memaksudkan adanya dua sumber, tetapi bahwa Roh Kudus bersumber dari Bapa dan mengalir melalui Putra. Jadi, rumusan yang berbeda itu sebenarnya memaksudkan hal yang sama.
Ketiga, bisa dikatakan bahwa kedua rumusan itu sama-sama mempunyai dasar biblis. Rumusan Gereja Orthodoks didasarkan pada Yoh 15:26 yang mengatakan bahwa Roh Kudus ”keluar dari Bapa.” Sedangkan rumusan Gereja Katolik Roma meniru Yoh 16:14-15 dan 20:22 yang berbicara tentang rahmat. Teks yang lebih eksplisit ialah Why 22:1 ”Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, … dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.” Yang dimaksud ”air kehidupan” di sini ialah Roh Kudus (bdk Yoh 4:10 dst; 7:37-39; Why 21:6). Tentu yang dimaksud Anak Domba tak lain ialah Allah Putera. Jadi, Roh Kudus berasal berasal dari Bapa dan mengalir melalui Putra, atau dirumuskan berasal dari Bapa dan Putra.
Kalau dicermati, Roh Kudus itu adalah Roh Bapa (Mat 12:28; Yoh 15:26) dan juga Roh Putra (Gal 4:6; Yoh 14:26; 20:22; Luk 6:19; bdk Rom 8:15). Jadi Roh adalah milik Bapa dan Putra bersama-sama. Maka jika dikatakan bahwa Roh berasal dari Bapa, tidak bisa disangkal pasti Roh juga keluar dari Putra, asalkan tetap dipegang bahwa dari Bapa-lah bersumber segala sesuatu. Maka, ungkapan ”dan Putra” (Filioque) bisa disamakan dengan ”melalui Putra” (Latin: per Filium). Penggunaan rumusan “Bapa dan Putra” berguna juga untuk menekankan bahwa Roh Kudus itu juga sehakikat dengan Bapa dan Putra, yaitu pribadi ketiga dari Allah Tritunggal Mahakudus.
Benarkah kata “Trinitas” adalah ciptaan Gereja sendiri? Benarkah jika demikian ajaran tentang Allah Tritunggal adalah rekayasa Gereja?
Edward Hermawan, Yogya
Ajaran tentang Allah Tritunggal Mahakudus bukanlah hasil rekayasa Gereja, karena ajaran itu sungguh-sungguh mempunyai dasar dalam Kitab Suci dan dihayati oleh Gereja apostolis. Memang benar bahwa Gereja-lah yang merumuskan ajaran ini dari pengajaran Yesus kepada para muridNya. Demikian pula istilah “Trinitas” juga adalah ciptaan Gereja. Adalah tugas Gereja untuk merumuskan pengajaran agar menjadi lebih jelas sehingga bisa dijaga kemurniannya. Kita juga merumuskan hukum alam, tapi bukan merekayasa.
Petrus Maria Handoko CM