HIDUPKATOLIK.com – Pancasila memungkinkan kita hidup beragama, solider, tolerasansi. Pancasila mempersatukan anak bangsa walau menghadapi banyak konflik dan keprihatinan, kata Mgr Aloysius Sudarso, SCJ dalam sambutan pembuka dialog Pancasila dengan tema Panggilan dan perutusan Gereja untuk mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat, Minggu (1/10) di Gedung Serbaguna Paroki St Yoseph Palembang, yang diselingi dengan mendengarkan paduan suara dari mahasiswa Musi-Charitas dalam lagu asal bumi Cendrawasi Sajojo dan lagu Pancasila Rumah Kita, Karya Alm. Franky Sahilatua.
Pancasila tetap lestari
Uskup Keuskupan Agung Palembang ini menambahkan orang-orang muda hendaknya lebih heroik memperjuangkan nilai-nilai Pancasila sehingga Pancasila tetap lestari serta mampu menghadapi terorisme yang meresahkan bangsa dan negara Indonesia.
Dalam dialog tersebut, panitia menghadirkan 5 narasumber yakni Prof Dr Franz Magnis-Suseno, SJ (Dosen Emiritas STF Driyarkara – Jakarta), Ibu Yustina (DPP Wanita Katolik Pusat – Jakarta), Rm Iwan dan Rm Guido Suprapto (Komisi Kerawam KWI – Jakarta), dan Kol Inf Suko Basuki, SH (Palembang).
Bagi Rm Magnis, Gereja Katolik menerima Pancasila dengan 5 sila. Gereja Katolik tidak sulit menerima Pancasila. Gereja Katolik berpartisipasi membangun Indonesia atas dasar Pancasila. Hal terpenting adalah Pancasila mampu mengatasi masalah terbesar bangsa Indonesia yakni keanekaragaman etnik, budaya, suku, agama, dan bahasa di Indonesia. Semua komunitas, karena suku, agama dihormati dalam identitasnya. Dengan Pancasila bagi orang Bugis tidak mengurangi kebugisannya. Bagi orang Katolik tidak mengurangi kekatolikannya. Itulah kekhasan Indonesia di mata dunia.
Munculnya radikalisme
Atas dasar itulah, Pancasila merupakan kunci yang sungguh hebat dalam menjamin kesatuan kita. Pancasila menerima dalam setiap identitas setiap komunitas. Perlu ditegaskan bahwa Pancasila tidak berbicara mengenai agama. Nilai-nilai Pancasila yang terurai dalam sila-sila Pancasila berakar dalam nilai-nilai budaya Indonesia (etika), tegas Rm Magnis-Suseno.
Kol Suko Basuki dalam paparannya beberapa ancaman potensial bagi Indonesia dan Pancasila yakni komunisme, narkoba, terorisme, imigrasi, hoax/medsos, intoleransi. Di mata TNI NKRI harga mati, Pancasila sebagai ideologi negara – final. Sedangkan ibu Yustina mengungkapkan beberapa keprihatinan bangsa saat ini antara lain masalah korupsi, radikalisme atau kekerasan, lingkungan hidup dan gaya hidup (konsumerisme dan hedonisme).
Ignas Iwan Waning, Palembang