FX ADENG SUCIPTO: Taklukkan Diri, Sebelum Menaklukkan Orang Lain

266
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM Menggeluti dunia Kempo, olahraga bela diri dari Jepang berawal sejak SMP. Menjadi hobi yang sekaligus menghidupi diri.

Pria muda k elahiran Kulon Progo, 24 November 1992 ini,  kedua orangtuanya bermata pencaharian sebagai petani. Almarhumah Dr. Christina Siwi Handayani, Dekan Psikologi Universitas Sanata Dharma  sekaligus Ketua Umum Persudaraan Kempo DIY  dan suami Dr. Christina yang menjadi pensuport Adeng, bahkan dibilang berjasa. “ Ibu Christin bukanlah sanak saudara tatapi beliau penuh kasih mendidik dan membimbing saya , sampai saya bisa seperti sekarang”. “Saya bisa masuk kuliah di Sanata Dharma hingga meraih sarjana juga karena beliau”, kenang Adeng.

Walupun Dr.Christin sudah tiada, namun semangat beliau masih tumbuh di hati Adeng. “Semangat itu  yang saya kobarkan dalam menjalankan tugas –tugasa saya , baik di kampus, gereja , masyarakat maupun di Organisasi Kempo sendiri”, tutur Adeng. Adeng mengisahkan bagaimana pertemuannya dengan Dr. Christina . “Beliau mengajarkan saya banyak hal, mulai dari nilai-nilai kasih, tulus ikhlas dalam setiap menjalankan pekerjaan yang dijalankan , dan juga konsisten dengan apa yang kita buat , berani kalau benar –berani mengakui kesalahan apabila memang bersalah “, tandas Adeng.

Adeng merasa mendapatkan pendidikan karakter, selain yang ia juga dapat di Kempo yakni ditempa pendidikan mental dan fisik.   Itu pula  yang mengantarkan ia  mencapai berbagai prestasi . Di antaranya peringkat 2  Kejuaraan Pelajar Nasional 2012  di Banten;  Medali emas dan perunggu pada USD Open ,Piala Rektor  Universitas sanata Dharma 2014; menyumbang Medali emas untuk Kulon Progo pada Pekan Olah Raga Daerah 2011; 2013 PORDA DIY menyabet emas pula seta 5 besar di PON (Pekan Olahraga Nasioanl ) di Bandung.

Adeng menjadi  warga Paroki Wates , Wilayah Bonoharjo. Ia sampai kini aktif melatih Kempo di Sanata Dharma, selain membina teman-teman di wilayah Bonoharjo . “Saya ingin terus berbagi, bukan saja untuk gereja, tetapi bagi siapa saja , karena ini merupakan wuju syukur saya atas pencapaian yang Tuhan titipkan “ ucap Adeng mengahkiri perbincangan siang itu. (Yovita Tri)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini