web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Kabar Gembira dalam Himpitan Modernitas

3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Mendalami Sabda Tuhan menjadi cara untuk menjaga iman umat di tengah gempuran gaya hidup modern.

Beberapa anak usia SD kelas 4-6 berkumpul dalam suatu kelompok di sebuah ruangan. Para pendamping kelompok mengajak anak-anak ini untuk mengenal dan membaca Kitab Suci. Sembari duduk bersila, anak-anak itu mengeluarkan Kitab Suci, mencari ayat yang diberikan pendamping, lalu membacanya.

Demikianlah salah satu kegiatan yang mewarnai Bible Kids Festival (BKF). Acara ini merupakan kerjasama antara Seksi Katekese Paroki St Laurensius Alam Sutera, Keuskupan Agung Jakarta bersama Bina Iman Anak (BIA), Bina Iman Remaja (BIR), orang muda Katolik, dan pihak lain di Paroki Alam Sutera. Sasaran kegiatan ini adalah anak-anak BIA dan BIR, usia SD kelas 1-6.

Kegiatan yang diadakan sejak 2014 ini digelar setahun sekali saat liburan sekolah. Tahun 2017, kegiatan ini disebut Bible Kids Fun Zone yang bertujuan untuk mengenalkan, mengajarkan, dan mengajak anak-anak mencintai Kitab Suci dengan gaya dan bahasa anak-anak.

“Anak-anak diajak untuk belajar sambil bermain. Misal kami ajak anak merangkai kata menjadi satu kalimat berdasarkan ayat Kitab Suci. Kata-kata dalam ayat itu kita masukan ke dalam bola, lalu anak mencari dan menyusun kata menjadi satu kalimat. Kami juga mengajak anak untuk berbagi peran dalam tablo kecil, misal berdasarkan kisah penjala manusia, mengenal para rasul lewat gambar, dan mengenal kitab-kitab dalam Kitab Suci; juga melalui gerak dan lagu,” papar Zita Listyowati, Ketua Seksi Katekese Paroki Alam Sutera.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Selain mengakrabkan anak dengan Kitab Suci, lanjut Lisa sapaannya, Bible Kids Fun Zone juga mengajak anak-anak untuk mengenal alat-alat liturgi dengan bermain peran dalam Misa. Pun melatih anak-anak dalam kerja tim lewat permainan permainan. “Kami melatih anak agar tidak tergantung dengan gadget. Kegiatan ini tanpa gadget dan mainan,” ujar Lisa. Selama kegiatan ini anak-anak dilarang membawa handphone, komik, MP3 Player, dan mainan yang lain.

Tantangan Zaman
Memasuki Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2017 yang mengusung tema “Kabar Gembira di Tengah Gaya Hidup Modern” ini, anak-anak juga mesti tetap didampingi dan diajak untuk mendalami Kitab Suci dan iman Katolik. “Bible Kids Fun ini salah satu sarana saja untuk mengakrabkan anak dengan Kitab Suci. Yang terpenting orangtua mesti menyediakan waktu, terus mendampingi anak, dan mengenalkan iman Katolik, misal dengan membaca Kitab Suci bersama, membaca Kitab suci sebelum mengikuti Misa, berdoa bersama, dan yang lain,” ujar Lisa.

Elia Jaya Raharja yang melibati Mens Bible Fellowship (MBF) Paroki Regina Caeli, Pantai Indah Kapuk, Keuskupan Agung Jakarta sejak 2015 mengungkapkan, tema BKSN 2017 cocok dan relevan untuk situasi saat ini. “Dalam kehidupan zaman modern ini, tantangan terhadap iman semakin dinamis dan bervariasi, seperti dampak negatif dari teknologi yang semakin kita rasakan, meningkatnya cara hidup yang bersandar pada materialisme, dan hedonisme, serta sikap hidup individualisme yang semakin kuat. Sehingga kita harus kembali kepada Injil (Kabar Gembira), merenungkan apa yang diajarkan Yesus kepada kita, agar kita dimampukan untuk menghadapi tantangan perubahan zaman yang begitu cepat dengan cara dan sikap yang benar sesuai dengan ajaran Kristus,” jelasnya.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Bersama anggota MBF, Jaya merefleksikan tema BKSN 2017 ini dengan semakin merenungkan Injil (Kabar Gembira) dan membawanya dalam tindakan nyata sehari-hari, dalam kehidupan keluarga, Gereja, dan masyarakat. “Menurut saya, semakin
mengisi diri dengan Firman Tuhan, saya merasa makin dekat dengan Tuhan dan segala tindakan saya semakin berintensi untuk memuliakan nama Tuhan.”

Di tengah keluarga, kata Jaya, ia juga membiasakan untuk membaca Kitab Suci. “Kami mengadakan mezbah keluarga setiap minggu dengan berdoa bersama, mengangkat pujian, membaca Injil harian, dan berbagi pengalaman selama minggu itu, dan ditutup dengan doa spontan masing-masing anggota keluarga,” ungkapnya.

Terus Mewarta
Antonius S. Setiadi, Wakil Sub Seksi Emmaus Journey Paroki St Monika Serpong, Keuskupan Agung Jakarta mengatakan bahwa tantangan gaya hidup modern tidak bisa dihindari, namun bisa disikapi dengan bijak. “Saya merasakan, Emmaus Journey bisa menjadi salah satu sarana untuk mewartakan Kabar Gembira di tengah gaya hidup modern saat ini. Emmaus Journey masuk di kelompok-kelompok umat basis di Lingkungan. Dengan kelompok kecil, enam sampai delapan orang, mereka merasa nyaman. Mereka seperti tamasya rohani. Mereka bisa berbagi pengalaman dalam kelompok dan merasakan perubahan. Kami dipandu untuk membuat jurnal pribadi berdasarkan ayat-ayat emas dari bacaaan harian. Hal ini membuat kami tumbuh dalam
iman,” paparnya.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Tantangan utama dalam pewartaan saat ini, kata Anton, adalah arus kemajuan teknologi informasi. “Gaya hidup sekarang ini ingin semuanya cepat, instan, dan berhasil atau terpuaskan keinginannya sehingga sifat individu juga lebih menonjol, rasa kebersamaan semakin luntur. Kita harus menyesuaikan, tapi tidak serta-merta mengikuti arus yang ada.”

Menurut Anton, kreativitas dan kemasan dalam pewartaan tetap dibutuhkan dalam menghadapi gaya hidup modern saat ini. Perkembangan teknologi juga bisa dimanfaatkan, misal untuk membaca bacaan Kitab Suci melalui e-Alkitab, membuat dan menyebarkan renungan melalui aplikasi Whatsapp, Blackberry Messenger, Line, dll.

Sementara itu, Koordinator Gema, komunitas pecinta Kitab Suci Paroki Pantai Indah Kapuk, Eka Luwiska mengatakan, Injil adalah sumber terang yang mampu menuntun dan menjaga kita dalam arus perubahan zaman yang begitu cepat dan dari dampak negatif gaya hidup modern. “Kita mesti terus menggali dan merenungkan lebih dalam Sabda Tuhan dan menghadirkan-Nya dalam kehidupan sehari-hari agar terus berada dalam rencana dan kehendak-Nya,” ujarnya.

Menurut Eka, pewartaan Kabar Gembira bisa memanfaatkan teknologi, misal melalui aplikasi Whatsapp, mendorong umat untuk membaca Kitab Suci. Pun melalui pertemuan untuk membahas isi Kitab Suci yang didampingi imam seperti dalam pertemuan bulanan komunitas Gema. Dengan upaya itu, harapannya bisa menjadi benteng dalam menghadapi gempuran gaya hidup modern. “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33).

Maria Pertiwi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles