web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Bagaimanakah Martha Tilaar Membangun Kerajaan Bisnisnya? Ikuti Kisahnya

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Martha Tilaar membangun bisnis dalam semangat kasih. Ia menjadi saluran berkat bagi sesama, memperkenalkan kearifan lokal, dan memberdayakan perempuan Indonesia.

Bulan Agustus selalu menjadi bulan yang istimewa bagi seluruh bangsa Indonesia. Pada bulan ini, masyarakat memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Bagi Founder dan Chairwoman Martha Tilaar Group, Martha Tilaar, Agustus juga akan selalu terasa istimewa.

Agustus tahun lalu, Martha menerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma. Melalui Keputusan Presiden RI Nomor 66, TK/Tahun 2016, Presiden RI Joko Widodo menganugerahi Martha penghormatan tertinggi atas dedikasinya bagi Indonesia. Dengan ini, Martha diakui jasanya dalam pelestarian jamu dan herbal di Indonesia.

Tahun ini juga amat istimewa bagi Martha. Pada 4 September nanti, peraih Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang “Fashion and Artistry” dari World University Tuscon, Arizona, Amerika Serikat ini akan merayakan ulang tahun ke-80.

Kearifan Lokal
Martha merintis Martha Tilaar Group dari satu ruangan garasi milik orangtuanya, Yakop Handana. Dari ruangan berukuran 4×6 meter yang terletak di Jalan Tosari 47, Martha mulai merintis usahanya dibantu seorang pegawai pada 1970. Jalan di depan tempat itu, kini bernama Jalan Kusuma Atmadja Menteng, Jakarta Pusat. Sekarang, Martha Tilaar Group telah berkembang luar biasa dengan memiliki hampir lima ribu pegawai yang tersebar di berbagai kepulauan di Indonesia.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Usaha salon yang di rintis Martha di kawasan Menteng itu mendapatkan tanggapan positif dari berbagai kalangan. Usaha yang kian berkibar, mendorong Martha mendirikan perusahaan modern di Jalan Pulo Ayang, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, pada 1981. Inilah cikal bakal Martha Tilaar Group.

Sejak awal, usaha yang dirintis Martha fokus mengembangkan produk kosmetika dan ramuan herbal dengan nama “Sariayu Martha Tilaar”. Setelah lima tahun berjalan, Martha Tilaar Group kembali mendirikan pabrik di Jalan Pulo Kambing, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.

Sampai saat ini, Martha Tilaar Group terus tumbuh dan berkembang. Kini, Martha Tilaar Group memiliki empat pabrik. Bagi Martha, hal ini bisa terwujud karena ia menekuni dan fokus satu bidang saja, yakni mengembangkan tanaman obat dan aroma-terapi. Tentang hal ini, Martha selalu ter-ingat nasihat Mak Oco, eyangnya. Suatu hari, Mak Oco berpesan kepada Martha, “Kalau kamu memperoleh sesuatu yang lebih dari alam sekitarmu, maka kamu harus berbagi dengan sesama.”

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Nasihat ini terus mengiang dalam benak Martha. Ia pun terpanggil untuk menanam kembali bahan-bahan yang telah digunakan, serta berusaha menjaga kelestarian bahan-bahan kosmetika dan perawatan kesehatan. “Saya terpesona dengan ungkapan masyakarat Bali, Tri Hita Karana, yang bisa diarti bahwa kita hidup harus memelihara harmoni dengan sesama, lingkungan, dan Maha Pencipta. Kearifan lokal seperti ini ada di seluruh budaya di Indonesia,” ungkap Martha.

Kearifan lokal juga menjadi inspirasi bagi Martha Tilaar Group untuk mengembangkan produk-produknya. Produk kosmetik dan perawatan kesehatan lainnya, senantiasa mengali dan menemukan dari kearifan lokal di seluruh Nusantara.

80 tahun
Martha Tilaar lahir dengan nama Martha Handana di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937. Tahun ini, Martha genap berusia 80 tahun. Ia menikah dengan Henry Alexis Rudolf Tilaar dan karuniai empat anak; Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar, Wulan Tilaar, dan Kilala Tilaar.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Dalam menjalankan roda bisnis, Martha selalu berpegang pada prinsip cinta kasih. “Dalam kasih itu ada sikap murah hati, sabar, dan berbagi dengan sesama,” tegas Martha. Martha menyakini, jika talenta yang ia miliki diberikan kepada sesama, maka talenta itu akan kembali berlipat ganda. Ia juga mengamini hukum tabur tuai. “Kalau kita menanam, maka kita akan menuai. Tetapi jika kita tidak menanam, apa yang akan kita tuai,” ungkap Martha.

Martha juga mengungkapkan resep sukses mengarungi dunia bisnis, yakni “DJITU”, disiplin, jujur, iman, tekun, dan ulet atau kemauan bekerja keras. Ia menambahkan satu hal, yaitu inovasi yang kreatif. “Saat ini, jika tidak kreatif, maka akan ditinggal oleh pesaing yang lain,” imbuh Martha.

Perempuan Indonesia
Bagi Martha, perempuan Indonesia tak bisa lagi menunggu atau bermalas-malasan. “Kita harus bangga menjadi perempuan Indonesia,” tegasnya. Perempuan-perempuan Indonesia harus berani mengenal, mengali, dan mengembangkan budaya, kekayaan alam, dan kebhinnekaan Indonesia. “Perempuan Indonesia harus berani menunjukkan identitas kita sebagai Indonesia. Kita harus menjadi perempuan Indonesia seutuhnya.”

Christophorus Marimin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles