HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XXV; Ezr 9:5-9; Tb 13: Luk 9:1-6
REFLEKSI mendalam dari imam Ezra mengenai hidup dan jatuh bangun bangsa Israel yang tertuang dalam dalam Kitab Ezra merupakan sebuah pengalaman rohani yang luar biasa. Dalam refleksi, itu kita bisa melihat begitu besar tanggung jawab dan keterlibatan Ezra, sebagai imam yang melayani di tengah umat. Ezra mendapati umat Israel yang pulang dari pembuangan, lagi-lagi jatuh ke dalam dosa dan kesalahan.
Melihat umatnya jatuh dalam dosa, imam Ezra mengoyakkan pakaian dan jubahnya, duduk tertegun; ia menyiksa diri sendiri. Dalam kerendahan hati yang terkoyak, Ezra berseru kepada Tuhan. Dari seruan Ezra itulah kita bisa melihat bagaimana Ezra memaknai pengalaman bangsa Israel sejak jaman nenek moyang mereka sampai ketika mereka kembali dari pembuangan. Di situ, Ezra menyadari bahwa ketika mereka dijarah, ditawan, dihina di depan umum, dan diserahkan dalam kuasa pedang, Allah tidak membiarkan mereka binasa; Allah tidak meninggalkan Israel, malahan tetap menyayangi bangsa pilihan-Nya.
Bagi Ezra, pengalaman masa lalu, termasuk yang pahit dan yang manis adalah sangat penting untuk menentukan hidup jaman sekarang. Meski manusia bisa saja jatuh lagi, tetapi kasih Allah selalu menjadi kekuatan untuk bangkit lagi, untuk bertahan, dan semakin kuat supaya tidak jatuh dalam kesalahan yang sama. Inilah letak harapan dalam refleksi imam Ezra.
Romo Josep Ferry Susanto