HIDUPKATOLIK.com – Rohaniwan dan biarawan-biarawati asal Indonesia yang berkarya di Roma, secara berkala berkumpul dalam REHAT.
PENYAKIT dan penderitaan merupakan mata uang emas murni yang bernilai untuk membeli banyak jiwa bagi Tuhan. Kata-kata Beata Maria Ines Teresa Arias Espinosa, pendiri Kongregrasi Suster Misionaris Claris, menjadi dasar refleksi Sr Veronica Endah MC dalam sharing karya saat pertemuan REHAT di Biara Suster Misionaris Claris Pisoniano, Lazio, Roma, Italia, awal bulan ini. REHAT merupakan pertemuan para rohaniwan, biarawan-biarawati dari Indonesia yang tinggal dan berkarya di Roma.
Beberapa waktu silam, Sr Sisilia Rizky Indriani MC meninggal dunia. Sakit dan kematian Sr Sisilia, lanjut Sr Veronika, menyadarkan mereka akan hidup yang lebih bermakna. Kualitas hidup seseorang tidak diukur dari lamanya hidup di dunia ini, tetapi bagaimana ia berani menjawab tawaran Yesus memanggul salib hidup dengan sukacita.
Gereja mengajak setiap orang memaknai penyakit dalam terang iman. Katekismus Gereja Katolik No. 1501, misalnya, mengajarkan bahwa penyakit dapat menyebabkan rasa takut, sikap menutup diri, bahkan kadang-kadang rasa putus asa dan pemberontakan terhadap Allah. Tetapi, ia juga dapat membuat manusia menjadi lebih matang, dapat membuka mata untuk hal-hal yang tidak penting dalam kehidupannya, sehingga ia berpaling kepada hal-hal yang penting. Menurut Sr Veronica Endah, seringkali penyakit justru membuat orang mencari Allah dan kembali lagi kepada-Nya.
Sebagai anggota dewan jenderal kongregasi atau tarekat di Roma, yang melayani para anggota di seluruh dunia, para peserta REHAT menyadari, betapa berharga dan mahalnya kesehatan. Tak sedikit dana yang disediakan untuk kesehatan anggota kongregasi, baik yang masih muda maupun yang sudah memasuki masa purnakarya. Para biarawan-biarawati amat paham untuk menjaga kesehatan demi karya pelayanan kepada umat.
Meditasi Kesehatan
Pentingnya menjaga kesehatan juga ditegaskan Br Yohanes Yuwono SCJ yang membagi pengalaman bagaimana mendampingi meditasi kesehatan. Selama sepuluh tahun di Palembang, Br Yuwono acapkali mengajak para biarawan-biarawati dan umat untuk menjalani meditasi kesehatan. Ia juga diundang ke seminari dan novisiat untuk melatih para frater dan suster, bahkan ia menjadi instruktur meditasi reguler di Rumah Sakit Caritas Palembang.
Ada empat komponen dalam meditasi, yaitu konsentrasi, kesadaran, kelemah-lembutan atau cinta kasih, dan kebijaksanaan. Keempat hal ini diolah dalam meditasi, dan bisa mengantar orang kepada hati dan pikiran yang bahagia. Meditasi kesehatan, kata Br Yuwono, amat ampuh. Ada pasien yang tidak terdeteksi sakitnya secara medis tapi dengan meditasi ia bisa sembuh. “Ada pasangan suami istri yang bertahun-tahun tidak punya anak, dengan meditasi si ibu bisa hamil.”
Para peserta REHAT lantas mengusulkan membentuk grup meditasi kesehatan bagi para biarawan-biarawati yang tinggal di Roma dengan Br Yuwono sebagai instruktur. Usai berbagai pengalaman, REHAT berlanjut dengan ziarah ke Gereja Santo Yakobus Rasul dan Santuario Madre delle Grazie della Mentorella. Di sana ada monumen Patung Yesus Penebus dan makam para pertapa Benediktin.
Romo Y. Gunawan (Roma–Italia)