web page hit counter
Kamis, 19 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

“Ibu” yang Menghidupi Dunia

4/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.com –  SEBANYAK 113 Pemimpin Tarekat Religius Seluruh Indonesia mengadakan Sidang Konferensi Tarekat Seluruh Indonesia (KOPTARI) di Rumah Retret La Verna, Tanggamus, Lampung, Jumat-Selasa, 1-5/9. Sidang yang diadakan tiga tahun sekali bertujuan untuk saling mempererat persaudaraan sebagai kaum religius yang dianugerahi Tuhan panggilan khusus. Sidang ini juga bertujuan untuk saling meneguhkan panggilan sekaligus merefleksikan tanda dan kebutuhan zaman sekarang.

Sidang yang bertema, “Menghidupi Sukacita Injili di Tengah Bangsa Indonesia yang Plural dan Bermartabat” ini dibuka dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin Uskup Tanjungkarang Mgr Yohanes Harun Yuwono didampingi Uskup Pangkalpinang terpilih, Mgr Adrianus Sunarko OFM dan Uskup Agats-Asmat, Mgr Aloysius Murwito OFM. “Saya senang sekali menikmati suasana keberagaman yang disuguhkan oleh tuan rumah untuk mengawali sidang ini. Suasana kebhinnekaan yang menjadi jati diri bangsa Indonesia, menjadi begitu terasa sebagai suatu kebanggaan,” ungkap Mgr Murwito.

Baca Juga:  RS Brayat Minulya Surakarta Bertekad Menjadi Sarana Kehadiran Cinta dan Kuasa Allah

Sementara Mgr Harun Yuwono meminta agar kaum religius menjadi “ibu” yang menghidupi dunia. Hal ini senada dengan ungkapan Paus Fransiskus kepada kaum religius dalam Tahun Hidup Bakti 2015, kaum religius harus “membangunkan” dunia. “Para religius dimohon untuk menghidupi persaudaraan sejati, tanpa pilih kasih di antara para anggota yang beraneka latar belakang bahasa dan budaya.”

Romo Franz Magnis-Suseno SJ juga hadir dalam acara ini. Ia didaulat sebagai pembicara dalam seminar yang memaparkan tentang situasi Indonesia saat ini dan sikap sebagai umat Katolik. Romo Magnis mengajak kaum religius untuk memiliki waktu sepuluh persen untuk menjalin relasi dengan umat Islam. “Jangan merasa lebih baik, dan jangan muncul secara triumfalistik, misalnya membangun patung Bunda Maria yang tinggi. Kita boleh memiliki gedung gereja yang bagus, tetapi jangan berlebihan,” ujar Romo Magnis.

Baca Juga:  RS Brayat Minulya Surakarta Bertekad Menjadi Sarana Kehadiran Cinta dan Kuasa Allah

M. Fransiska FSGM (Lampung)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles