HIDUPKATOLIK.com – Kemajuan zaman menjadi tantangan sekaligus peluang. Kehidupan modern dengan teknologi yang semakin berkembang dapat memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Namun dalam kenyatan tidak seperti yang dipikirkan. Akhir-akhir ini, perilaku masyarakat justru sangat mengkhawatirkan.
Melihat situasi ini, Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan, satu dari sekian perilaku yang mengkhawatirkan adalah praktik intoleransi. Ia menilai, aksi bela agama dengan alat kekerasan dan isu agama itu menyadarkan masyarakat bahwa saatnya kembali ke Pancasila. Dulu, kesadaran kembali ke Pancasila itu sangat susah, karena masyarakat hidup dalam inklusivisme agama, budaya, dan suku. “Setelah isu intoleransi mencuat, masyarakat berbondong-bondong berteriak untuk mengembalikan ideologi bangsa yang lama hilang,” ujar Romo Benny.
Imam kelahiran Malang, 10 Oktober 1968 ini melanjutkan, bangsa ini dibangun dengan suku bangsa, agama, dan bahasa yang berbeda-beda. Pancasila sebagai ideologi bangsa merangkum semua perbedaan itu. Sebagai anak bangsa, Pancasila harus menjadi pedoman dalam berpikir, bernalar, bertindak, dan berelasi. “Tanpa Pancasila, bangsa ini akan masuk dalam zaman disorder (kekacauan).”
Romo Benny berharap, umat Katolik tidak menjadi “benalu” negara. Ia berkata, jadilah nelayan Pancasila, guru Pancasila, petani Pancasila, dan sebagainya. Umat Katolik harus keluar dari paham minoritas. Umat harus menjadi negarawan dan pelayan publik. “Inilah refleksi utama menyatukan pasar dan altar. Bila ini terjadi, maka bonum commune akan dirasakan orang Katolik dari Sabang sampai Merauke,” tegasnya.
Yusti H. Wuarmanuk