HIDUPKATOLIK.com – SEBULAN berlalu, sejak penyelenggaraan Asian Youth Day 2017 (AYD7) di Yogyakarta, tapi sebagian hati Gabriela Sari Nastiti masih tertinggal di sudut-sudut Jogja Expo Centre, tempat event tiga tahunan itu berlangsung. Ela, sapaannya, masih belum bisa move on dari gempita perjumpaan orang muda Katolik se-Asia itu.
Kadung akrab dengan beberapa peserta AYD7, Ela lalu membuat grup bernama “Rempong”. Total ada delapan anggota yang sepakat membentuk grup ini. Rempong terbentuk pada hari terakhir AYD7. Ketika itu, Ela dan beberapa sobatnya menyempatkan jalan-jalan di Malioboro. Bersama Alloy Peralta peserta dari Filipina dan Simon dari India, serta beberapa orang lain, mereka menghabiskan waktu menyusuri jalan paling terkenal di Yogyakarta itu. “Mereka ingin membeli souvenir untuk oleh-oleh,” kata Ela.
Di salah satu ikon kota Yogjakarta itu, Ela menjadi tour guide bagi para sahabatnya. Kenangan indah itulah yang melahirkan Rempong Group. “Keseruan, persahabatan selama AYD7, dan kebersamaan di Malioboro itu, membuat kami membentuk grup ini,” ujar orang muda Katolik Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu Sukatani, Keuskupan Bogor.
Ela yang didaulat menjadi admin grup, lantas memberikan gelang kepada setiap teman-temannya sebagai tanda persahabatan. Makan malam di sebuah warung sate, akhirnya menjadi kesimpulan kebersamaan mereka. Di ujung jamuan itu, Ela sadar mereka akan berpisah. Namun, teknologi memampukan mereka untuk terus berkomunikasi. Rempong pun tetap eksis di media sosial. “Kami masih rempong di media sosial dan itu yang membuat saya selalu merindukan momen kebersamaan dengan mereka saat AYD7,” pungkas alumna Universitas Bina Nusantara itu.
Edward Wirawan