HIDUPKATOLIK.com – THS-THM Paroki Alam Sutera mengadakan Misa Alam di Gunung Gede Pangrango. Kegiatan ini untuk merangkul orang muda agar siap sedia melayani Gereja.
Udara dingin Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat menggigit kulit sejumlah orang muda Katolik (OMK) Paroki St Laurensius Alam Sutera, Keuskupan Agung Jakarta. Mereka memanfaatkan liburan sekolah untuk mengadakan perayaan Ekaristi di alam terbuka. Kegiatan ini diprakarsai komunitas Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS/THM) Paroki Alam Sutera. Misa Alam ini berlangsung selama tiga hari, Jumat-Minggu, 7-9/7.
Pada hari kedua, para peserta tampak sibuk menyiapkan tenda yang akan digunakan sebagai tempat untuk melepas letih dan lesu setelah berjalan mendaki. Kesempatan ini mereka gunakan juga untuk mengumpulkan semangat serta tenaga guna melanjutkan pendakian menuju puncak Gede Pangrango.
Menjelang, pendakian menuju puncak Gede Pangrango, beberapa peserta membangunkan rekan-rekannya yang sedang terlelap untuk persiapan menuju puncak dan menikmati matahari terbit dari ketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut. Untuk menuju puncak, para peserta mesti berjibaku dengan udara dingin dan medan yang kian menanjak. Dengan kegigihan dan semangat yang membara para peserta bisa menggapai puncak Gede Pangrango.
Menarik Minat
Koordinator Misa Alam, Maria Eka Mei Indrawati menuturkan, kegiatan ini diadakan untuk mendekatkan OMK dengan alam dan mengajak orang muda ikut serta menjaga kelestarian alam. “Mereka diajak untuk merasakan susahnya mendaki gunung, berelasi, kerja sama, dan survive. Mereka juga dihimbau agar menjaga lingkungan hidup. Sampah sekecil apapun harus dibawa sampai turun gunung kembali,” tutur Maria Eka.
Hal senada juga diungkapkan salah satu anggota Dewan Paroki sekaligus pendamping THS-THM Paroki Alam Sutera, Yohanes Bayu Samodro. Ia mengatakan, kegiatan ini untuk merangkul semua OMK, sekaligus menyalurkan hobi beberapa anggota OMK Paroki Alam Sutera.
Bayu berharap, melalui kegiatan ini bisa menumbuhkan semangat orang muda untuk turut melayani dan berkegiatan di Gereja. “THS-THM sebagai perintis kegiatan ini berharap, agar acara seperti ini bisa menjadi agenda tahunan OMK Paroki Alam Sutera. Selain itu juga untuk menambah variasi kegiatan OMK,” ungkap Bayu.
Awalnya, kegiatan ini hanya menargetkan 30 orang sebagai peserta. Tapi, ternyata peserta membludak hingga 100 orang lebih. Bahkan, mereka tak hanya berasal dari Paroki Alam Sutera saja, tapi juga dari paroki-paroki lain.
Seorang peserta yang berasal dari Paroki St Monika Serpong, Vincentius Teguh Samudra mengatakan, baru pertama kali mengikuti kegiatan OMK semacam ini. Meskipun butuh tenaga ekstra, tapi Vincent mengaku mendapat pengalaman yang berharga. “Saya tidak kapok. Jika ada kegiatan seperti ini lagi, saya pasti ikut,” ujarnya.
Sementara, Jacqueline Kianata merasa gembira mengikuti kegiatan Misa Alam ini. Ia senang lantaran mendapat pengalaman dan teman-teman baru.
Serupa dengan Vincent dan Jacqueline, Christian Pama yang berasal dari Paroki Fransiskus Xaverius Tanjung Priok yang diminta khusus membantu panitia dalam rangkaian kegiatan ini mengatakan, mendampingi OMK mendaki gunung terasa seru dan menantang. Ia melihat, meskipun mereka berasal dari paroki yang berbeda tetapi kekompakan satu dengan lainnya sangat baik. Meskipun ada sedikit kendala tetapi tidak begitu terasa. “Bagi teman-teman OMK yang baru pertama kali mendaki gunung harus sering-sering latihan fisik untuk menjaga stamina,” ungkap Christian sembari tersenyum.
Panitia juga menggandeng Romo Yohanes Lulus Widodo sebagai pendamping. Romo Lulus memimpin Misa di alam terbuka. Ia dibantu Diakon Herman Josef Bataona CMF. Bagi Romo Lulus, kegiatan ini positif sekali. Meski harus melewati medan yang berat, namun sebagian peserta berhasil mencapai puncak. “Kalau banyak umat yang mau terlibat dalam kegiatan OMK seperti ini, bagus sekali. Kegiatan ini harus diteruskan. Orangtua juga harus melihat kegiatan semacam ini bisa menjadi sarana pendidikan mental bagi orang muda,” ujar Romo Lulus.
Merintis
Di Paroki Alam Sutera ada beragam kegiatan untuk OMK, salah satunya THS-THM, seni bela diri pencak silat yang dipadukan dengan nilai-nilai kekatolikan. THS-THM Paroki Alam Sutera terbentuk pada 2013, saat Romo Barnabas Nono Juarno OSC berkarya sebagai Kepala Paroki Alam Sutera. Komunitas THS-THM ini berada dalam reksa Seksi Kepemudaan Paroki.
Seorang perintis dan juga kordinator THS-THM Paroki Alam Sutera, Dominikus Savio Hendrik Gunawan menjelaskan, dalam THS-THM dikenal sebuah inisiasi agar diterima menjadi anggota resmi, yaitu setelah empat sampai enam bulan berlatih, seorang calon anggota berhak mengikuti satu tahapan yang disebut pendadaran. Pada Oktober 2014, empat orang anggota angkatan pertama menerima seragam THS-THM secara resmi.
Selama ini, kegiatan rekreasi THS-THM berupa kemah bersama di pantai atau di hutan. Baru pertama kali ini, THS-THM Paroki Alam Sutera mengadakan Misa Alam. Meski jumlah anggotanya tidak banyak, komunitas THS-THM Paroki Alam Sutera tak pernah absen dalam tiap kegiatan paroki.
Marchella A. Vieba