HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XXI; 1Tes 2:9-13; Mzm 139; Mat 23:27-32
YESUS memberikan dua julukan kepada para pemimpin dan tokoh agama Yahudi, karena kemunafikan mereka, yaitu “keturunan pembunuh para nabi” dan “keturunan ular beludak” (lih Mat 23:32.33). Perjanjian Lama memang mencatat banyak penganiayaan dan pembunuhan para nabi, yang dilakukan para pemuka agama (lih. 1 Raj 19:14; 2 Taw 24:20-22; Yer 26:20-24; 37:15-16; 38:6).
Pada zaman Yesus, para ahli Taurat dan kaum Farisi yang merupakan keturunan para pemuka agama itu “membangun makam (para nabi) dan memperindah tugu-tugu mereka” (ay 29). Tujuannya, agar mereka tidak disangkut-pautkan dengan kejahatan nenek moyang. Namun, Yesus mengatakan, justru dengan cara itu mereka “bersaksi bahwa mereka adalah keturunan pembunuh para nabi” (ay 31).
Julukan sebagai “keturunan ular berbisa (Yun. echidna)”, terkait dengan mitologi Yunani, yang melukiskan echidna sebagai tokoh setengah perempuan setengah ular, yang “melahirkan semua monster”. Melalui konteks ini, label “keturunan echidna” mengandung makna bahwa kemunafikan para ahli Taurat dan kaum Farisi merupakan picu utama kehancuran agama mereka. Hipokrisi mereka telah menafikan hakikat kebenaran (Yun. aletheia) agama, yaitu Allah sebagai sumber iman. Hanya bila manusia bersedia dengan tulus membuka hati dan nuraninya, ia akan mampu menerima Aletheia Ilahi tersebut.
Henricus Witdarmono
Orang Farisi itu munafik. Saya juga. Tapi saya tidak ingin gereja disebut demikian karena ketidaksesuaian antara apa yg dikothbahkan dan apa yg dilakukan… Kisah orang Samaria yg baik hati mendesak agar kita membantu siapapun, bukan hanya orang Kristen, yg miskin dan menderita. Sdh cukupkah kita melakukannya? Ini yg bisa menjadi perdebatan sengit… Menurut sebgn orang, gereja kurang banyak berbuat. Entahlah. Saya tidak tahu…