HIDUPKATOLIK.com – • Dalam semangat pembaptisan, kami menjadi misionaris dan agen evangelisasi, yang senantiasa dipanggil untuk mewartakan iman dalam perkataan dan perbuatan, serta memberikan kesaksian iman kepada Yesus Kristus. Kami juga menerima tanggung jawab untuk menunjukkan bahwa iman kepada Yesus Kristus telah memberikan makna dan harapan bagi kehidupan dan masyarakat. Kami ingin berbagi berkat dengan orang lain.
• Evangelisasi berarti menyalakan semangat kembali dalam diri kami sendiri dan membiarkan diri untuk diisi dengan semangat rasuli. Kami harus menghidupkan kembali iman dan tekad St Paulus yang berteriak, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1 Kor 9:16).
• Dengan dukungan dan panduan dari Gereja, para pemimpin bisnis menjalani Injil dalam kehidupan di dunia. Ketika para pemimpin bisnis kristiani gagal menghidupi Injil dalam perusahaan mereka, maka mereka telah “menyembunyikan” wajah Allah yang otentik.
• Kami percaya bahwa prinsip-prinsip dalam Ajaran Sosial Gereja adalah panduan dan inspirasi bagi para pengusaha, peneliti, dan pelaku ekonomi yang lain untuk menemukan cara-cara konkret menempatkan perekonomian dalam pelayanan publik dan pembangunan dunia yang lebih baik, yang terpusat kepada perjuangan kemanusiaan.
• Selama pertemuan ini, kami melihat dalam banyak kasus menunjukkan bahwa pengusaha dapat melakukan bisnis dengan biaya minimal, sehingga bisa menghidupkan usaha yang berkelanjutan, tanpa kehilangan manfaat bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan mereka.
• Maka, kami sangat menghargai teladan orang-orang yang meskipun berada di bawah tekanan kondisi global yang merugikan, tetap melanjutkan bisnis mereka dengan efisien, pantang menyerah, terus berusaha dengan semangat kewirausahaan serta manajemen risiko yang berkualitas untuk mengatasi situasi sulit dan terus beradaptasi dengan tuntutan dan realitas baru.
• Dalam konteks ini, kami percaya bahwa semangat tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) harus fokus kepada pembangunan manusia, dengan mempertimbangkan tidak hanya materi dan kebutuhan manusia, tetapi juga cita-cita yang paling transenden dan spiritual. Hal ini tidak hanya harus menjadi “Golden Rule” dari komitmen pengusaha kristiani, tetapi jalan yang harus diambil dengan keyakinan seluruh komunitas bisnis.
>• Dalam panggilan masing-masing sebagai pemimpin bisnis, kami mematuhi nilai-nilai fundamental martabat manusia, tanpa memandang usia, jenis kelamin, bangsa, dan yang lain, berdasarkan dua prinsip, pertama, solidaritas, di mana kami mengakui dalam setiap manusia terhadap diri kami sendiri, serta membentuk kebaikan bersama yang memandu setiap keputusan bisnis kami. Kedua, subsidiaritas di mana kami dibiarkan bebas dari intervensi yang tidak perlu dari tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi sosial, bertindak atas relasi dan pengetahuan untuk mencapai keberhasilan, keberlanjutan, dan profitabilitas atas kekayaan dan sumber daya ciptaan-Nya.
• Semua itu mewujud dalam pembentukan komunitas profesional dan usahawan Katolik di setiap negara.
• Dan, komunitas-komunitas ini menyatukan dalam komunitas usahawan Katolik Asia, dengan perwakilan dari setiap negara.
Semoga Santa Perawan Maria, Ibu Gereja, Bintang Evangelisasi senantiasa mendampingi kami, para pemimpin bisnis untuk menjadi saksi-saksi Yesus Kristus melalui kegiatan bisnis dan dalam melayani umat manusia serta dunia.
Takas Tua