web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Panggung Teater Demi Indonesia

1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Di atas panggung, nilai-nilai kekatolikan diejawantahkan dalam lakon lima babak.

SEJARAH Gereja Katolik Indonesia membentang sejak berabad silam. Ada titik-titik waktu dan juga tokoh-tokoh pendahulu yang selalu dapat dikenang dan ditimba semangat spiritualnya seperti Romo Franciscus Georgius Josephus van Lith SJ dan Mgr Albertus Soegijapranata SJ.

Pembaptisan di Sendangsono pada 1904 memiliki arti yang mendalam bagi perkembangan iman Katolik di Jawa. Pendekatan budaya yang dipakai Romo Van Lith, pada kemudian hari berkembang menjadi iman yang bernapaskan nasionalisme. Puncaknya saat Mgr Soegijapranata memunculkan kesadaran iman dan nasionalisme dengan slogan seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia.

Nilai-nilai itulah yang diangkat di panggung teater oleh Kelompok Teater Mahasiswa Jakarta dalam pementasan “Demi Indonesia” di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail Jakarta, Sabtu, 19/8. Dalam pementasan lima babak ini, penonton diajak menjelajah mulai zaman Romo Van Lith hingga ke konteks kehidupan umat sekarang.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Kehidupan modern sering membuat orang orang lupa perannya sebagai warga Gereja. Penonton bahkan digelitik rasa kemanusiaan, ketika banyak umat kaya secara ekonomi tapi miskin kepeduliaan terhadap sesama di sekitar.

Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo dalam pengantar mengungkapkan, orang muda memang sangat dinamis. Ia melihat, banyak orang muda yang menggerakkan Indonesia saat ini. Mgr Suharyo mendukung orang muda untuk berkembang sesuai talenta yang dimiliki. Mgr Suharyo menilai, pementasan “Demi Indonesia” hendak menunjukkan semangat persatuan yang dibawa Gereja Katolik, sekaligus mendorong orang muda agar terus memupuk persatuan Indonesia. “Sehingga kita bangga menyebut diri seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia,” kata Mgr Suharyo.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Romo Antonius Didit Supartono mengungkapkan, pementasan ini bermula saat Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta (PMKAJ) unit Timur mendapat tugas action plan di bidang seni. Tugas itulah yang diwujudkan lewat pementasan ini. “Semoga nilai-nilai Kristiani yang disampaikan dalam pementasan ini dapat menggerakkan mahasiswa untuk semakin adil, semakin beradab.”Romo Moderator PMKAJ unit Timur ini menambahkan, pementasan ini menjadi kesempatan bagi seluruh mahasiswa di KAJ untuk semakin membina persatuan. Tiap kampus yang berada dalam wilayah pelayanan KAJ diharapkan untuk saling mengisi.

Sementara bagi sang sutradara, Venantius Vladimir Ivan Pratama, kemacetan lalu lintas di Jakarta menjadi tantangan tersendiri dalam menyatukan mahasiwa dari setiap unit di KAJ. “Meski sulit dan banyak hambatan, kami berusaha mempersembahkan karya yang terbaik.”

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Antonius E. Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles