web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Patung Maria Assumpta GMKA, Menjawab Keperluan Devosi Umat

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Pembangunan patung Maria Assumpta (Maria Diangkat ke Surga) Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) kini sudah rampung. Proyek itu dikerjakan oleh Nugroho Adi bersaudara selama kurang lebih setahun, sejak ulang tahun GMKA yang ke-60, 15 Agustus 2014.

Mgr Puja merasa bahagia dan bersyukur. “Selain itu juga bangga karena pemasangannya telah selesai sebelum diberkati pada perayaan ulang tahun ke-61 GMKA nanti,” ungkap Mgr Puja menjawab pertanyaan HIDUP lewat surat elektronik, Jumat, 24/7. Berikut petikan lengkapnya:

Apa yang melatarbelakangi pembuatan patung ini?

Yang melatarbelakangi adalah kerinduan umat agar GMKA memiliki “ikon” sebagai ciri khas tempat ziarah GMKA. Kerinduan umat itu ditangkap oleh Nugroho Adi dkk, dengan membuat patung Maria Assumpta ini.

Mengapa modelnya memilih Maria Assumpta?

Dipilih model Maria Assumpta karena GMKA diberkati dengan air Lourdes dan diresmikan oleh Mgr Albertus Soegijapranata SJ pada Minggu, 15 Agustus 1954, bertepatan dengan Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, atau dalam bahasa Latin disebut: Maria Assumpta.

GMKA dibangun berkaitan dengan peringatan 100 tahun dogma “Maria Terkandung Tanpa Noda” pada tahun 1954. Tahun itu pula merupakan tahun syukur Gua Maria Lourdes Sendangsono yang diresmikan pada 8 Desember 1929, yang berarti juga 50 tahun setelah peristiwa pembaptisan 171 orang di Kalibawang oleh Romo Frans van Lith SJ.

GMKA sudah memiliki patung Maria Lourdes, jika ada patung Maria Assumpta apakah tidak mempengaruhi devosi umat kepada Maria Lourdes?

Devosi umat kepada Maria ya kepada Maria bunda Tuhan Yesus. Itu yang pokok. Maria tetap dekat dengan umat Katolik melalui berbagai peristiwa sepanjang sejarah iman Gereja. Lalu ada Maria dengan banyak nama seperti yang terdapat pada Litani Santa Perawan Maria, dan peristiwa-peristiwa lain: Lourdes, Fatima, Guadalupe, dll.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

GMKA merupakan kawasan yang luas, dari waktu ke waktu ada tambahan tanah untuk melengkapi sarana doa bagi umat. Kawasan pokoknya ada di patung Bunda Maria Lourdes, tempat perayaan Ekaristi dilaksanakan dan ruang serba guna serta Sekretariat GMKA, area parkir yang dapat digunakan sebagai area perkemahan (camping ground), kemudian ditambah dengan kawasan Taman Doa Lima Roti Dua Ikan.

Pada 10 Juni 2007, diresmikan Kapel Adorasi Ekaristi Abadi GMKA. Tahun 2014 dilengkapi pastoran untuk para romo yang bertugas menjadi pendoa bagi umat. Agar kawasan itu secara merata dikunjungi peziarah, patung Maria Assumpta ditempatkan di area perkemahan. Patung itu menghadap ke timur, tempat matahari terbit. Matahari melambangkan kasih Allah dalam diri Kristus yang menyinari orang baik maupun jahat. Maria menjadi pantulan kasih seperti bulan purnama yang menyinarkan kelembutan kepada orang baik agar menjadi semakin baik, maupun orang jahat agar bertobat menjadi baik.

Bersamaan dengan selesainya pembuatan patung ini, selesai pula pembangunan Panti Wreda Maria Sudarsih, yang mewariskan sikap peduli kepada para putranya. Hal ini berkat keluarga Bapak Ibu Sudaryano yang berkenan menghibahkan tanah dan bangunan itu kepada Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) yang kemudian juga dipercaya menjadi penyelenggaranya.

Siapa penyandang dana patung ini?

Patung ini merupakan persembahan dari Nugroho Adi dkk. Tentu Tim Pengelola GMKA juga mendukung. Para peziarah pun dengan caranya masing-masing ikut serta mendanai.

Berarti melibatkan banyak dukungan umat. Melihat fenomena ini apa pendapat Bapak Uskup?

Umat di Keuskupan Agung Semarang (KAS) memiliki tradisi doa dan devosi kepada Maria. Dari waktu ke waktu selalu ada upaya umat untuk membangun tempat doa devosi kepada Bunda Maria. Saat ini, KAS memiliki 32 tempat ziarah/ taman doa: delapan di Kevikepan Semarang, tiga di Kevikepan Kedu, 12 di Kevikepan Surakarta, dan sembilan di Kevikepan Yogyakarta.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Kami ingin devosi itu dilaksanakan secara benar, dengan tetap mengembangkan iman yang berpusat kepada Kristus. Bulan Mei, bulan yang dibaktikan kepada Maria, kami jadikan sebagai “Bulan Katekese Liturgi”, agar umat bisa mengetahui apa yang diimaninya.

Apa makna patung ini bagi karya pastoral di KAS?

Dinamika pastoral KAS menempatkan Maria sebagai hamba Allah dan Bunda Gereja, agar menjadi teladan kesetiaan seluruh umat dengan penghayatan iman secara cerdas, tangguh, mendalam dan misioner.

Maria bagi kehadiran Gereja sebagai Bunda dan Guru, “Mater et Magistra”. Sementara ini kami juga berkehendak menegaskan Gereja KAS sebagai Gereja Papa Miskin, yang menyatakan keberpihakannya kepada yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.

Maria merupakan tokoh penting dalam sejarah keselamatan karena relasinya dengan Yesus. Dalam Kidung Maria, ia berseru, “Sesungguhnya mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Luk 1: 48). Kata “segala keturunan,” berarti tidak ada satu makhluk pun dapat mengelak sebagai keturunan yang menyebut Maria berbahagia.

Pengunjung yang datang ke GMKA juga ada yang berasal dari non-Katolik. Apa pandangan Bapak Uskup melihat fenomena ini?

Peranan wanita sebagai ibu yang menampilkan Yang Ilahi sebagai yang berhati lembut dan peduli kepada manusia dan semesta alam, menempatkan Maria sebagai Bunda Semesta Alam. Dalam diri Maria yang disebut berbahagia oleh segala keturunan kita dapat menemukan sosok seorang Ibu, tempat berlindung siapa saja dengan agama apa pun, termasuk juga umat Protestan.

Dalam Al Quran ada Surah Sitti Maryam tentang Maryam, ibunda Isa Al Masih, yaitu Yesus yang dihormati oleh umat Muslim yang saleh. Bapa-Bapa Konsili Vatikan II menyatakan, “Mereka juga menghormati Maria Bunda-Nya yang tetap perawan, dan pada saat-saat tertentu dengan khidmat berseru kepadanya” (Nostra Aetate/Pada Zaman Kita, no. 3). Maria menjadi jembatan dialog antarumat beriman.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Patung Maria Assumpta GMKA dibuat dengan sadar oleh para pematungnya sebagai Maria, Ibu Segala Bangsa, Bunda Semesta Alam. Patung itu menampilkan wajah bukan Jawa, Cina, Eropa, tetapi wajah perempuan universal.

Apa kiat Bapak Uskup dalam menjaga keharmonisan dengan masyarakat?

Sampai sekarang GMKA menjadi berkah bagi umat dan masyarakat sekitar. Relasi antara pengurus GMKA dengan masyarakat sudah dibangun sejak lama. Setiap tahun pada Hari Orang Sakit Sedunia diadakan pengobatan gratis. Juga ada acara khitanan, donor darah yang dilaksanakan tanpa masalah.

Saya berharap agar pelaksanaan peresmian yang dihadiri para Uskup Regio Jawa dan Pangkalpinang ini dapat terlaksana dengan lancar. Insya Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus melindungi!

Semoga, dengan patung ini, GMKA semakin lengkap menjawab keperluan devosi umat, berjalan melalui pintu masuk area parkir, peziarah akan terpukau lewat kehadiran patung ini. Selain berdoa, tempat itu bisa dijadikan tempat mengambil gambar, dengan maksud Maria diintegrasikan dalam kehidupan kita.

Peziarah bisa melanjutkan peziarahan mereka ke Taman Doa, dan menghadap Bunda Maria Lourdes yang berukuran kecil. Memang Maria harus menjadi kecil, agar Yesus Putranya menjadi besar. Maria akan menunjukkan peziarah untuk datang menghadap Yesus, yang hadir dalam Ekaristi, Sakramen Mahakudus di Kapel Adorasi Abadi. Maria akan mengantar kita untuk datang kepada Yesus, Per Mariam ad Iesum.

A. Nendro Saputro

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles