HIDUPKATOLIK.com – Hari Biasa Pekan XX; Rut 1: 1,3-6,14b-16,22 ; Mat 22:34-40; Mazmur 146:5-10
DALAM Injil hari ini, terdapat pertanyaan lain yang lebih rumit bagi Yesus, yakni tentang hukum yang terpenting. Orang-orang Yahudi selalu merujuk kepada lima Kitab dalam Kitab Suci yang dikenal dengan “Torah” atau “Hukum”. Pada masa Yesus, kelompok-kelompok keagamaan memperdebatkan tentang “hukum mana yang harus dituruti jika kita sungguh- sungguh ingin berpartisipasi di dalam kehidupan yang ditawarkan oleh Allah”.
Firman Allah (Kel 20:1-17; Ul. 6:6-21) menekankan dua kenyataan ini: relasi antara manusia dan Allah, serta relasi di antara sesama. Orang Israel mengakui, bahwa seseorang tidak dapat mengasihi Allah, tanpa mengasihi sesama yang tercipta menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26). Kasih kepada Allah, secara khusus ditunjukkan kepada kaum miskin. Dalam Perjanjian Baru, Yesus menunjukkan bagaimana Allah memelihara orang miskin melalui cara yang istimewa (Luk 1:46-55). Dia menyamakan diri-Nya dengan orang yang dianiaya (Kis 9:4-5). Matius melukiskan salah satu dari sekian perumpamaan yang menarik tentang pengadilan terakhir, di mana Yesus menyamakan diri-Nya dengan orang lapar, orang asing, orang sakit, yang tidak memiliki rumah, dll (Mat 25:40,45).
Yesus menantang kita agar mengambil langkah pertama dan menjadi sesama bagi mereka yang membutuhkan (Luk 10:29-35). Yesus menunjukkan bahwa kasih kepada Allah harus didahulukan, namun kasih kepada sesama berjalan di sampingnya. Ia seumpama dua sisi dari sekeping logam yang tidak bisa dipisahkan.
Sr Grasiana PRR