HIDUPKATOLIK.com – JELANG Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif di Liberia, akhir Oktober mendatang, para politisi semakin giat berkampanye. Para calon legislatif dan eksekutif turun ke jalan membagikan uang tunai, makanan, minuman dan selebaran kampanye. Pemilu ini akan menghasilkan presiden baru setelah sepuluh tahun Ellen Johnson-Sirleaf berkuasa. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2011 ini menjadi perempuan Afrika pertama yang menjadi presiden dalam sejarah negara-negara Afrika.
Geliat para politisi ini memantik kritik Mgr Andrew Jagaye Karnley, Uskup Cape Palmas, Liberia. Mgr Karnley meminta umat agar tidak menerima hadiah dari politisi yang sedang mencari suara. “Tidak ada Paroki di Keuskupan Cape Palmas yang menerima hadiah dari politisi,” katanya tegas.
Mgr Karnley melihat, kecenderungan menawari orang atau komunitas dengan hadiah sebagai imbalan suara telah menjadi fenomena normal di masyarakat. Padahal, hal itu seringkali membuat pemilih membuat pilihan tanpa pertimbangan dan berujung pada lahirnya penguasa tidak becus. Dalam surat pernyataan, ia sangat keras meminta agar umat untuk menolak tawaran uang atau hadiah dari para politisi, bahkan para calon yang beragama Katolik.
Bukan kali ini saja Mgr Karnley bersuara. Ia sering mengecam tokoh politik. Uskup kelahiran 26 April 1967 ini mengingatkan orang-orang Liberia untuk melakukan pengorbanan tertinggi dan memberikan suara kepada politisi yang mereka percaya dapat melakukan perubahan di Liberia.
Edward Wirawan
Bagaimana dengan di Indonesia?
Bisa menjadi bahan renungan bagi pilkada2 yang akan dilangsungkan tahun 2018 nanti.