web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Harmonisasi Keberagaman Agama di PMTB Unika Soegijapranata Semarang

1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – SEBANYAK 1.823, sebagaimana disampaikan Kepala Biro Administrasi Akademik Alvonsius Ponco HC, S.Kom, MM, telah teregistrasi sebagai mahasiswa baru di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah telah mengikuti sesi Religion Time. Menurut keterangan agama masing-masing, jumlah mahasiswa baru yang beragama Islam sebanyak 359 orang, Hindu sebanyak 7 orang, Buddha 52 orang, Kristen sebanyak 651 orang, Konghucu ada lima orang dan beragama Katolik sebanyak 556 orang. Masih ada sebanyak 192 orang yang belum/tidak mencantumkan agama dalam kolom registrasi dan ada satu yang mengisi kolom “Lainnya” selain enam agama sesuai perundang-undangan di Indonesia.

Bagi Unika Soegijapranata, Perguruan Tinggi Swasta Pertama di Jawa Tengah yang mendapatkan Akreditasi A ini, apa pun agama yang dianut oleh para mahasiswa tidaklah menjadi persoalan. Pada prinsipnya, Unika Soegijapranata terbuka untuk siapa saja, dari mana saja, tanpa diskriminasi, meski Universitas Soegijapranata merupakan Universitas Katolik.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Sikap Hormat
Sesi “Religion Time” dalam rangka Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru (PTMB) menjadi ungkapan sikap dan rasa hormat Unika terhadap keberagaman. Dalam rangka itu, berapa pun jumlah mahasiswa baru sesuai dengan agama masing-masing akan berkumpul sesuai dengan agamanya untuk mengikuti sesi Religion Time ini.

Kecuali itu, Unika juga sudah menghubungi dan meminta para tokoh agama masing-masing untuk menjadi narasumber dan memimpin sesi Religion Time. Pada PTMB 2017 ini, Kepala Campus Ministry Romo Aloys Budi Purnomo menghadirkan para sahabat lintas agama yang juga kompeten di bidang kerohanian dan keilmuan sesuai dengan agamanya.

Mereka itu adalah Gus Ubaidillah Achmad dari agama Islam, Ibu Sri Rahayu “Yayuk” dari agama Hindu, Vijananda Tri W dari Buddha, Andi Tjiok dari Konghucu, dan Pendeta Sediyoko dari agama Kristen. Sedangkan yang beragama Katolik, langsung diampu oleh Romo Budi sendiri bekerjasama dengan Tim Campus Ministry.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Sebelum memberikan sesi Religion Time, para narasumber dari luar Unika Soegijapranata disambut Romo Aloys Budi Purnomo, Wakil Rektor I dan Ketua Panitia PMTB Dr Augustina Sulastri SPsi, Psi serta Rektor Unika saat ini Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc maupun Prof Dr Frederik Ridwan Sanjaya MIEC, Rektor terpilih yang baru akan dilantik pada akhir Agustus 2017. Para narasumber tampak begitu enjoy hadir di Kampus Ungu. Kecuali Yayuk Dewa, para narasumber lain, baru pertama kali menjadi narasumber untuk sesi Religion Time ini.

100 Persen Religius, 100 Persen Nasionalis
Sesungguhnya, sesi ini merupakan bagian dari Reksa Pastoral Kampus (Campus Ministry) untuk mahasiswa baru dari sisi agama masing-masing. Realitasnya, Universitas Soegijapranata adalah Universitas Katolik, kendati demikian, Unika Soegijapranata tetap menghormati setiap mahasiswa sesuai dengan agamanya, sebagaimana diajarkan Konsili Vatikan II bahwa Gereja Katolik menghormati dan menghargai semua yang baik, benar dan suci dalam agama-agama lain. Maka sambil memberikan kesaksian tentang iman Katolik yang inklusif, Gereja Katolik mendorong agar umat-Nya bekerjasama dan berdialog dengan semua umat beragama lain dalam hal moral, sosial dan kultural.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Sesi Religion Time pembekalan terpadu mahasiswa baru Unika Soegijapranata yang dibangun dalam suasana damai dan rukun ini mengacu kepada semangat Soegijapranata. Sebagai salah seorang Pahlawan Nasional dan Uskup Pertama Keuskupan Agung Semarang, Soegijapranata memiliki ajaran “100% Katolik, 100% Indonesia”. Menurut Romo Aloys Budi, pada zaman sekarang ini dan dalam konteks Unika Soegijapranata, maka ajaran itu bisa dihayati siapa pun dan apa pun agamanya dengan prinsip “100% Religius, 100% Nasionalis”. Apalagi, mahasiswa Unika Soegijapranata tak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga ada yang dari luar negeri, seperti dari Timor Leste.

(ANS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles