HIDUPKATOLIK.com – Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (Sekjen KWI), Mgr Antonius Franciskus Subianto Bunyamin OSC yang belum lama ditunjuk Takhta Suci menjadi Visitor Apostolik untuk Keuskupan Ruteng telah tiba di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, 15/8. Kunjungan Mgr Anton ini merupakan visitasi kanonik seorang Visitor Apostolik untuk menginvestigasi dugaan kasus penyalahgunaan keuangan Keuskupan Ruteng yang melibatnya sang Uskup, Mgr Hubertus Leteng.
Visitor Apostolik yang juga Uskup Bandung tersebut disambut oleh beberapa imam Praja Ruteng. Hadir dalam penyambutan itu, Vikaris Episkopalis (Vikep) Labuan Bajo, Romo Robert Pelita; Pastor Paroki Roh Kudus Labuan Bajo, Romo Rikard Manggu; dan Pastor Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi, Romo Ardi Obot. Mereka menggelar upacara penyambutan secara adat Manggarai di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi, Keuskupan Ruteng.
Menurut Pastor Paroki Roh Kudus Labuan Bajo, Romo Rikard Manggu, usai penyambutan tersebut, Mgr Anton akan beristirahat sejenak di kediaman Uskup Emeritus Bogor, Mgr Cosmas Mikhael Angkur OFM. Singgahnya Mgr Anton di tempat Mgr Angkur juga terkait dengan tugasnya sebagai Visitor Apostolik, yakni untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai persoalan yang sedang mencabik-cabik Keuskupan Ruteng. Kunjungan ke tempat Mgr Angkur ini menjadi salah satu agenda terkait proses visitasi kanonik Mgr Anton sebagai Visitor Apostolik untuk Keuskupan Ruteng. Mengenai isi pembicaraan dalam pertemuan dua Uskup tersebut, tak ada informasi apapun yang diterima HIDUP. Selain itu, kunjungan Mgr Anton ini tentu saja menjadi bentuk lawatannya kepada seorang Uskup senior dan kolega lama di KWI.
Mgr Angkur adalah Uskup Emeritus Bogor yang telah purnakarya sejak 21 November 2013, setelah menggembalakan umat Keuskupan Bogor selama 19 tahun lebih, sejak 10 Juni 1994. Penerima tahbisan episkopal pada 23 Oktober 1994 ini merupakan Uskup berdarah Manggarai, yang lahir di Lewur, Ruteng, Manggarai, Flores, NTT, 4 Januari 1937. Sejak purnakarya sebagai Uskup Bogor, Mgr Angkur tinggal di komunitas Fransiskan di Kampung Gorontalo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, di biara yang ia dirikan. Kegiatan hariannya adalah berdoa bersama kolega satu tarekat, bekerja di kebun, dan melayani kebutuhan rohani umat di sekitar tempat tinggalnya.
R.B.E. Agung Nugroho