HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XIX; Ul 10:12-22; Mzm 147; Mat 17:22-27
KISAH keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir tidaklah sesederhana memindahkan mereka dari Mesir ke Tanah Terjanji. Ada satu persoalan yang jauh lebih pelik, yaitu mengubah mental atau karakter mereka. Secara sadar atau tidak, mereka telah terbiasa hidup sebagai budak, bahkan bermental budak.
Kunci penting dalam peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir adalah bagaimana Allah melalui Musa memperbaiki mental dan mendidik karakter mereka. Sebab, perubahan status mereka dari bangsa budak menjadi bangsa merdeka, pilihan Allah, tidak otomatis diikuti oleh perubahan mental dan karakter. Selama 40 tahun, Musa berjuang mengembalikan rasa percaya diri mereka, termasuk rasa percaya kepada Allah.
Musa mengajak orang Israel untuk takwa kepada Tuhan, hidup menurut segala perintah-Nya, mengasihi Dia, dan beribadah hanya kepada-Nya dengan segenap hati dan jiwa. Dalam perjalanan, usaha dan perjuangan Musa sungguh berat dan kerap berbenturan dengan sikap keras hati orang Israel. Mereka mudah sekali tidak setia, sebentar saja mereka bertobat, kemudian sudah berdosa lagi. Dari sini, kita bisa belajar, bahwa status kita juga harus disertai oleh perubahan mental dan karakter yang baik.
Romo Josep Ferry Susanto