HIDUPKATOLIK.com – Pesta St Laurensius; Diakon dan Martir; 2 Kor 9:6-10; Mzm 112; Yoh 12:24-26
NYAWA bukanlah kehidupan fana yang akan ditinggalkan, tetapi kehidupan yang Allah berikan dan akan dibawa manusia, ketika ia meninggalkan dunia. Mereka yang mencintai nyawa dalam arti melihat hidupnya berpusat pada dirinya sendiri, justru akan kehilangan hidup sejati. Kepenuhan hidup kita berasal dari Allah. Mereka yang menerima nyawanya sebagai anugerah dan sarana untuk memuliakan Allah, berarti memelihara dirinya untuk hidup yang kekal.
Hari ini, Gereja mengenang St Laurensius yang hidup pada abad III. Ia dipercaya Paus, untuk mengurus harta Gereja dan berbagi dengan fakir miskin. Ketika penguasa Roma meminta harta tersebut, Laurensius membawa dan menyerahkan orang miskin sebagai kekayaan Gereja dan meminta penguasa Roma untuk memelihara mereka sebaik mungkin. Pihak penguasa menjadi marah, Laurensius disiksa di atas pemanggangan api dan wafat sebagai ksatria Kristus.
Hidup yang berorientasi pada merebut dan memiliki, mendatangkan banyak kesusahan. Sikap lepas bebas dan murah hati memberi kebahagiaan melimpah. Orang yang murah hati laksana biji gandum yang rela jatuh kedalam tanah dan mati, lalu menghasilkan pohon subur dengan banyak sekali buah. St Laurensius telah menjadi teladan unggul kemartiran. Banyak orang yang berdoa melaluinya, memperoleh rahmat cinta kasih dan kesetiaan kepada Kristus.
Monica Maria Meifung