HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XVIII; Bil 11:4b-15; Mzm 81; Mat 14:13-21
MENGHADAPI orang Israel yang bersungut-sungut karena merindukan makan-minum enak di tanah jajahan, Musa mengeluh mengapa Allah membebankan kepadanya, tanggung jawab atas seluruh bangsa yang tak tahu berterima kasih itu. Situasi serupa dialami murid-murid, ketika orang banyak mencuri perhatian Yesus, sehingga membatalkan rencana istirahat mereka. Para murid meminta, agar Yesus menyuruh orang banyak pergi, mencari makanan sendiri karena hari sudah malam.
Injil hari ini memperlihatkan tentang pelayanan yang murah hati dengan semangat “lebih”, bukan mental minimalis yang suka mencari rasa aman dan nyaman bagi diri sendiri. Tumpuan pelayanan yang murah hati adalah iman dan kerelaan berkorban, bukan rasa hebat atas pengetahuan dan sukses yang dimiliki. Pusat dari semangat “lebih” (magis/more) adalah Allah, bukan diri sendiri.
Yesus adalah Musa Baru dan Manna Baru. Orang sakit dan lapar ada di pusat hati-Nya. Tanpa banyak diskusi, Ia menegur dan segera menugaskan para murid, “tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan” (14:16). Kelak, murid-murid juga belajar, bagaimana Guru mereka memberi diri-Nya sendiri, “tubuh-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman”. Ia memuaskan dahaga jiwa dan mengenyangkan kelaparan manusia akan makanan sejati.
Monica Maria Meifung