INDONESIA dengan beragam budaya yang hidup dan berkembang di dalamnya juga memiliki beragam kesenian yang senantiasa dijaga kelestariannya. Di wilayah Losari, Grabang, Magelang, salah satu kesenian yang berkembang adalah Tari Topeng Buto. Ini adalah kesenian tari dimana penarinya mengenakan topeng buto (raksasa).
Peserta days in the diocese (DID) di Lingkungan Losari dan Nawangsari Paroki St Thomas Rasul Bedono, Keuskupan Agung Semarang berkesempatan mengunjungi workshop pembuatan topeng buto di daerah ini. “Topeng buto ini dibuat dan digunakan untuk perlengkapan dalam kesenian Topeng Buto,” ungkap Herlia.
Keseluruhan topeng terbuat dari bahan dasar kayu, setelah dilengkapi dengan aneka ornamen dan dicat, topeng siap untuk digunakan dalam pementasan Topeng Buto. Figi mengungkapkan dibutuhkan waktu kurang lebih seminggu untuk menyelesaikan sebuah topeng. “Waktu penyelesain topeng kurnag lebih seminggu, tergantung tinggkat kesulitannya.”
Pengrajin topeng di Losari ini menjelaskan sebagian topeng ini juga “diisi” yaitu dilengkapi dengan kekuatan supranatural tertentu lewat sebuah ritual. “Sebagian ada yang diisi namun ada juga yang netral.”
Topeng Buto
Tidak jauh dari workshop pembuatan topeng, peserta DID kemudian berkesempatan menyaksikan kelompok Topeng Buto yang sedang mengadakan latihan. Saat rombongan sampai di tempat latihan beberapa anakanak usia sekolah dasar sedang menari Topeng Buto diiringi gamelan.
Meski malam semakin larut dan udara dingin menusuk, namun mereka tetap antusias menyaksikan para penari yang dengan semangat memperagakan “kebringasan” raksasa. Romo Peter Cho, peserta DID dari Korea, bekesempatan menari bersama para penari belia ini. Meski dengan langkah kaki ragu, ia berusaha menirukan para penari. “Ini sangat menarik, saya suka, mereka bersemangat berlatih.”
Setelah sesi latihan beberapa peserta DID juga berkesempatan belajar cara menabuh gamelan di tempat ini. Pang, peserta dari Laos menjadi salah satunya, ia mencoba memainkan salah satu gamelan yang dipakai mengiringi Topeng Buto.
Antonius E. Sugiyanto