HIDUPKATOLIK.com – DIBANDING 250 juta penduduk, umat Katolik di Indonesia minoritas. Dalam kehidupan berbangsa, kondisi ini semakin diperparah karena kurangnya persatuan antara kader-kader Katolik yang berjuang di bidang sosial-politik. Mereka cenderung berjuang sendiri-sendiri. Ajaran Sosial Gereja yang tegas memisahkan hierarki dari partisipasi langsung dalam politik, menjadikan kader-kader ini seperti terasing dari sentuhan para gembala.
Hal inilah yang menjadi tantangan bagi Yohanes Handojo Budhisedjati, dalam aktivitasnya di Vox Populi Institute Indonesia (Vox Point Indonesia). Hingga saat ini, sudah setahun Vox Point Indonesia ada sebagai wadah bagi kader-kader Katolik untuk bisa saling berbagi dan berinteraksi. Handojo mensyukuri, sejauh ini kader-kader yang sering terlibat dalam kegiatan Vox Point Indonesia semakin merasa memiliki wadah ini untuk berdiskusi. “Biasa kami hanya disapa, di sini kami bisa berbagi pengalaman,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Vox Point Indonesia.
Sejak awal tahun lalu, Handojo disibukkan dengan kegiatan Rekoleksi Politik (Rekol) yang diadakan Vox Point Indonesia. Ia menuturkan, rekoleksi ini bertujuan untuk mencetak kader-kader yang berintegritas. “Tidak hanya pengetahuan, kami juga menyentuh sisi disiplin dan karakter pribadi,” ujar alumni SMA Loyola Semarang ini.
Handojo mengakui, kendala dalam usaha ini pasti ada. Namun, ia sering merasa tersentuh dengan sambutan para Uskup terhadap Vox Point Indonesia. “Para Uskup sangat welcome,” ungkapnya.
Dalam dunia sosial politik, Handojo mengajak para kader Katolik untuk bersatu. Meskipun sebagai sebuah kumpulan umat Katolik amatlah kecil, namun dengan bersatu maka akan menjadi kuat. “Karena kita ini sedikit, maka seharusnya kita menjadi garam bagi dunia dan masyarakat.”
Antonius E. Sugiyanto