HIDUPKATOLIK.com – Salah satu program dalam Asian Youth Day (AYD) ke-7 tahun ini adalah Day in the Diocese (DID), yang dihelat di sebelas keuskupan di Indonesia. Salah satu tuan rumah DID adalah Keuskupan Purwokerto. Keuskupan di tlatah Banyumas ini menjadi tuan rumah bagi delegasi AYD dari Jepang dan Thailand. Mereka mengikuti live in di sana mulai Minggu, 30 Juli hingga Rabu, 2 Agustus 2017.
Delegasi dari Jepang berjumlah 27 orang dan delegasi dari Thailand berjumlah 23 orang. Mereka akan mengalami kebersamaan selama beberapa hari bersama 54 Orang Muda Katolik (OMK) Keuskupan Purwokerto, asuhan Ketua Komisi Kepemudaan (Komkep) Keuskupan Purwokerto, Romo Frans Kristiadi.
Dalam program DID Keuskupan Purwokerto, para peserta akan dibagi menjadi dua kelompok pada hari ketiga. Satu kelompok akan bertandang ke Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasiswa An Najah di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Mereka akan berdialog dengan para santri di sana. Sementara satu kelompok lagi akan mengunjungi komunitas penghayat kepercayaan di Bukit Srandil, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Mereka akan berkenalan dan diharapkan bisa berdialog dengan para penghayat kepercayaan yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan buruh.
Sebenarnya, banyak komunitas penghayat kepercayaan lokal yang tumbuh di hampir di seluruh pelosok Tanah Air. Salah satu daerah yang tumbuh subur komunitas penghayat kepercayaan ini berada di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Nama tempat yang sudah cukup dikenal adalah Bukit Srandil, di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Bukit Srandil menjadi semacam tempat berkegiatan para penghayat kepercayaan. Tempat ini biasa digunakan oleh para penghayat untuk bermeditasi, mencari keheningan batin dan pikiran. Salah satu komunitas yang tinggal di wilayah itu adalah penghayat kepercayaan Cahya Buana. Para peserta DID Keuskupan Purwokerto diajak melihat situasi Bukit Srandil dan mengunjungi rumah kegiatan Paguyuban Cahya Buana.
Selain berjumpa dengan komunitas penghayat, para peserta DID Keuskupan Purwokerto juga mengunjungi Gereja Stasi Adipala. “Umat Katolik di Stasi Adipala ini tumbuh dan berkembang dalam suasana masyarakat yang diwarnai kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Para perserta DID Keuskupan Purwokerto juga diperkenalkan dengan gamelan yang menjadi pengiring Ekaristi di Stasi Adipala,” jelas salah seorang panitia AYD Keuskupan Purwokerto, R. Sutriyono.
Tuan rumah DID Keuskupan Purwokerto juga mengajak para tamu untuk menyelami lebih mendalam mengenai kehidupan sehari-hari komunitas penghayat kepercayaan. Para peserta juga diharapkan bisa berinteraksi dengan umat setempat yang sebagian besar adalah petani dan buruh. Dan tentu saja, mereka dapat membawa oleh-oleh berupa potret indah toleransi antarumat beragama yang dipetik dari perjumpaan dengan umat Katolik dan masyarakat di Adipala.
R.B.E. Agung Nugroho