HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XVII; Kel 33:7-11; 34:5-9.28; Mzm 103:6-13; Mat 13:36-43
BACAAN kali ini menggambarkan bagaimana Musa dan bangsa Israel meminta penyertaan Tuhan, walaupun mereka sendiri menyadari bahwa mereka adalah orang berdosa. Kepada Tuhan, Musa memohon, “Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk” (Kel 34,9). Bacaan hari ini diakhiri dengan keterangan bahwa Musa berada bersama-sama dengan Tuhan selama empat puluh hari empat puluh malam, tidak makan dan tidak minum, untuk menuliskan Sepuluh Firman Tuhan pada loh batu (bdk. Kel 34,28).
Sepuluh Firman adalah bentuk penyertaan Allah pada bangsa Israel. Bagi sebagian orang, dan mungkin termasuk kita, hukum atau aturan sering dianggap sebagai sesuatu yang menghambat atau menghalangi kebebasan kita. Tetapi tidak demikian bagi bangsa Israel. Bagi mereka, hukum yang diberikan Allah sungguh patut disyukuri karena dengan demikian mereka sungguh bisa tahu dengan pasti apa yang menjadi kehendak Allah yang mesti mereka lakukan.
Lalu? Di dalam kehidupan Gereja, kita juga berhadapan dengan banyak aturan dan hukum. Apakah kita bisa menangkap aturan-aturan tersebut sebagai petunjuk Tuhan agar kita tidak tersesat dan mensyukurinya?
V. Indra Sanjaya