HIDUPKATOLIK.com – TARIAN adat Manggarai terlihat mengiringi prosesi sebelum Misa di Paroki St Fransiskus Assisi, Karot, Keuskupan Ruteng, Rabu pagi, 19/7. Selain 12 penari dan misdinar, dalam prosesi itu ada enam suster didampingi orangtua atau saudara-saudari mereka. Di barisan belakang, berderet 14 imam bersama Uskup Ruteng, Mgr Hubertus Leteng.
Hampir sebagian besar umat yang mengikuti Ekaristi adalah kaum religius, frater, bruder, dan suster. Aneka macam warna dan model habet para suster seakan menambah semarak keanekaragaman dalam balutan budaya Manggarai.
Misa Konselebrasi yang dipimpin Mgr Hubert itu menjadi momen syukur dan kebahagiaan bagi enam suster anggota tarekat OSM-Pisa, yang mengikrarkan kaul kekal. Hadir dalam Misa itu, Madre Jenderal OSM-Pisa, Sr M. Sherly Chullickal didampingi Superior OSM-Pisa Indonesia, Sr M. Josephine Sumaylo. Sedangkan enam suster yang berkaul kekal adalah Sr M. Erina Rati, Sr M. Yudelta Jedaut, Sr M. Sofia Molani, Sr M. Marlina Jamung, Sr M. Matilde Hartiman, dan Sr M. Pelviana Ndaro.
Dalam khotbahnya, Mgr Hubert berpesan agar para yubilaris memegang teguh kesiapsediaan diutus ke manapun ditugaskan oleh pembesar. Panggilan religius, lanjut Mgr Hubert, pada prinsipnya adalah jawaban dari panggilan Tuhan. “Oleh karena itu, selain siap sedia diutus dan taat pada pembesar, kaum religius juga harus mempersembahkan diri total kepada Gereja dan sesama yang tercermin dalam hidup doa dan pelayanan,” tegas Mgr Hubert.
Tarekat OSM-Pisa adalah tarekat berstatus kepausan yang berpusat di Roma dan memakai Regula St Agustinus. Tarekat ini mulai masuk ke Indonesia sejak 2002 di Keuskupan Ruteng. Setelah 15 tahun menginjakkan kaki di Ruteng, tarekat ini sudah melahirkan 50-an anggota, 13 di antaranya sudah mengikrarkan kaul kekal. Mereka diutus ke berbagai negara untuk berkarya dan melayani orang-orang sakit, lansia, dan kaum papa.
R.B.E. Agung Nugroho (Ruteng)