HIDUPKATOLIK.com – SEBANYAK 672 mahasiswi-mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang, Jawa Tengah (Jateng) siap menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode semester genap 2016-2017 di tiga kecamatan. Sebanyak 372 orang terdiri dari 62 kelompok akan menjalani KKN di 21 desa di Kecamatan Gubug. Sebanyak 180 orang dari 30 kelompok di enam desa Kecamatan Pageruyung dan sebanyak 120 orang dari 20 kelompok ditempatkan di empat desa Kecamatan Kertek. Upacara pelepasan dilaksanakan di lapangan futsal Unika Soegijapranata pada pukul 08.00 wib oleh Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc dan dihadiri pula oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Selasa, 25/7.
Dampak Positif KKN
Sebagaimana dirumuskan dalam buku Panduan KKN Unika Soegijapranata, program KKN diharapkan dapat memberi nilai positif pada semua pihak baik masyarakat, mahasiswa maupun universitas.
Lewat KKN ini, masyarakat diharapkan dapat memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk merencanakan serta melaksanakan proyek pembangunan juga dapat memperoleh pembaruan yang diperlukan sehingga dapat membentuk kader-kader penerus pembangunan dalam masyarakat.
Untuk mahasiswa, lewat program KKN ini diharapkan dapat memperdalam pengertian dan penghayatan cara berpikir dan bekerja interdisipliner, dapat mempraktikkan pendidikannya bagi pembangunan pada umumnya dan pedesaan pada khususnya juga dapat melatih kepekaan terhadap situasi sulit yang dihadapi masyarakat, terutama masyarakat kecil, lemah, tersingkir dan difabel (KLMTD). Dengan KKN ini pula diharapkan juga dapat semakin berpikir dewasa dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi di masyarakat secara pragmatis ilmiah serta lebih trampil melaksanakan pengembangan dan pembangunan desa sebagai inovator, motivator dan problem solver.
Sedangkan bagi universitas, KKN diharapkan dapat memantapkan pengisian ilmu dan pendidikan kepada mahasiswa; mendapat umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat; juga dapat melihat mengevaluasi kurikulum yang selaras dengan tuntutan pembangunan. Selain itu, universitas sebagai pusat ilmu dan teknologi juga dapat meningkatkan kerja sama dengan instansi dan dinas terkait dalam melaksanakan pembangunan. Sedangkan untuk para dosen pembimbing, lewat KKN ini diharapkan dapat memperoleh berbagai kasus untuk contoh proses pendidikan.
Mohon Doa Restu
Sehari sebelumnya, Senin, 24/7, Kepala Pusat Pengembangan & Pemberdayaan Masyarakat Unika Soegijapranata Rudi Elyadi SE, MM sudah menghubungi Pastor Reksa Pelayanan Kampus (RPK) Romo Aloys Budi Purnomo untuk diminta memimpin doa pelepasan dan perutusan para peserta KKN sebagai doa restu. Dengan amat menyesal Romo Budi tidak bisa memenuhi permohonan itu mengingat pada saat yang bersamaan harus menghadiri dan mendukung Perayaan Tahbisan Imam Projo di Seminari Tinggi St Paulus Yogyakarta.
Romo Budi tidak bisa meninggalkan acara Tahbisan Imam mengingat bahwa salah satu Diakon yang akan ditahbiskan yakni Diakon L. Andika Bhayangkara adalah umat Paroki Kristus Raja Ungaran dan pernah tinggal serumah pastoran saat Diakon Andika menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Pastoran Kebon Dalem.
Kendati demikian, Romo Budi berjanji akan membawa ke-672 peserta KKN dalam intensi Misa Harian, Selasa pagi, 25/7, di Gereja Kristus Raja Ungaran. Dan sebagai solusi, Romo Budi kemudian mendelegasikan tugas doa mendoakan para peserta KKN kepada Sr Elsa CM yang menjadi sekretaris RPK Unika Soegijapranata.
Integritas bagi Kemanusiaan Masyarakat Desa
Kepada Romo Budi, Rudi menerangkan bahwa KKN ini mengangkat tema “Integritas bagi Kemanusiaan Masyarakat Desa”. Tema ini terkait dengan visi Unika Soegijapranata “Menjadi komunitas akademik yang unggul dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian dengan dilandasi nilai-nilai Kristiani: cinta kasih, keadilan dan kejujuran.”
“KKN adalah program pengabdian yang secara khusus dirancang oleh universitas dengan tujuan menyumbangkan ilmu dan teknologi bagi kepentingan masyarakat. Mengingat bahwa pengabdian pada masyarakat merupakan bagian tak terpisahkan dari dharma yang lain, maka semu mahasiswa di samping belajar dan meneliti, juga diwajibkan untuk menyumbangkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah mereka miliki bagi kemajuan masyarakat,” jelas Rudi.
Sementara itu Prof Budi Widianarko sebagai Rektor Unika Soegijapranata dalam pesannya kepada Romo Budi mengatakan, “KKN dan berbagai bentuk pengabdian masyarakat yang lain merupakan perwujudan DNA (watak) Unika Soegijapranata sebagai sebuah universitas transformatif.”
Lebih lanjut Rektor Unika tersebut mengatakan, “Unika Soegijapranata memegang mandat untuk mentransformasi segenap mahasiswanya menjadi insan yang peduli pada masyarakat dan nantinya berperan dalam transformasi masyarakat. Semangat dan watak tersebut terungkap dalam moto Talenta pro Patria et Humanitate yang diusung oleh Unika Soegijapranata.”
“Dalam menjalankan program KKN, Unika Soegijapranata selalu bekerjasama dengan pemerintah daerah – kabupaten/kota dan provinsi – demi memastikan relevansi dan makna kegiatan tersebut bagi masyarakat. Program KKN di Unika Soegijapranata dijaga sekuat tenaga untuk tidak terjebak sebagai sekadar syarat kurikular atau academic gimmick semata,” pungkas Prof Budi.
(ANS)