HIDUPKATOLIK.com - Pekan Biasa XV; Kel 11:10 – 12:14; Mzm 116; Mat 12:1-8
AGAMA bisa menjadi awal dari terorisme. Penafsiran dan klaim para pemimpin agama terhadap kemutlakan Allah menjadi pemicu. Itu sudah terbukti dalam sejarah hampir setiap agama. Sejak awal, Yesus telah melawan terorisme. Dia pun menunjuk latar belakang relativisme Kitab Bilangan 28:9-10. Pada “hari Sabat†pun, para imam Bait Allah “bekerja mempersiapkan†korban bakaran Sabat (lih Mat 12:5).
Maka, ketika para murid Yesus diteror dengan salah satu pasal dari sembilan pasal mengenai “larangan terkait pembuatan makananâ€, Yesus mengatakan, “Di sini ada yang melebihi Bait Allah†(ay 6). Diri-Nya sebagai perwujudan kehendak Allah yang penuh kerahiman dan kasih, harus lebih diutamakan dibandingkan kehendak dan hukum buatan manusia. “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat†(ay. 7-8). Kuasa ke-Tuhan-an Yesus itu langsung di wujudkan melalui kisah penyembuhan seorang yang “mati sebelah tangannya†di rumah ibadat pada hari Sabat (ay 9-15a). Kasih menghancurkan teror kekerasan agama, demikian tafsiran St Fransiskus dari Assisi (1182-1226) terhadap kisah ini, saat ia mengatakan, “Bila ada belas kasih dan kebijaksanaan, maka tidak ada lagi ekses dan kekerasan (beragama), sebab inilah yang kita ketahui dari Yesus Kristus Tuhan kitaâ€.
Henricus Witdarmono