HIDUPKATOLIK.com -Â Sebanyak 36 Uskup Agung Metropolit baru dari seluruh dunia menerima pallium; lambang kuasa penggembalaan di masing-masing provinsi Gerejawi.
LANGIT cerah mengatapi kota Roma. Ribuan umat memenuhi lapangan Basilika St Petrus untuk mengikuti prosesi penerimaan pallium dari Paus Fransiskus kepada 36 Uskup Agung Metropolit dari seluruh penjuru dunia. Mereka berbaris untuk menerima pallium dari Paus Fransiskus. Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko ada di urutan keenam. “Bapa Suci, terima kasih, saya mohon doa. Ada banyak salam dari orang di Indonesia,†ujar Mgr Rubi. Bapa Suci membalas dengan senyuman dan anggukan kepala.
Penerimaan pallium ini digelar setiap 29 Juni, bertepatan dengan Hari Raya St Petrus dan St Paulus, patron orang kudus. Menurut tradisi, Paus akan mengenakan langsung pallium kepada para Uskup Agung Metropolit. Melalui pesan Whatsapp, 30/6, Mgr Rubi mengungkapkan, tentu akan sangat menggembirakan jika Paus Fransiskus langsung mengenakan pallium kepada para Uskup Agung. “Tahun ini berbeda, karena upacara pengenaan pallium akan diadakan oleh Nunsius Apostolik di negara masing-masing. Namun saya tetap bergembira, karena bisa bertemu dan menerima langsung dari Paus Fransiskus.â€
Lambang Kuasa
Pallium merupakan lempangan kain dari wol yang ditenun dari bulu anak domba berwarna putih. Domba yang dipilih dipelihara oleh para Rahib Trappist dan telah diberkati Paus pada pesta St Agnes, perawan dan martir yang dirayakan setiap 21 Januari. Martir yang hidup pada abad keempat ini, dikenal karena hidup baktinya sebagai perawan. St Agnes dibunuh karena menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Secara etimologi, Agnes berasal dari kata bahasa Latin “Agnus†yang berarti ‘domba’. Pallium dengan sendiri melambangkan figur Sang Gembala Baik; yang memanggul anak domba di pundak. Para Uskup Agung dengan memakai pallium juga menjadi perlambang bahwa mereka akan memanggul umat. Pallium dipakai melingkar di pundak di atas kasula. Kedua ujungnya masing-masing menjuntai di depan dan belakang.
Pallium pada mulanya hanya dipakai Paus. Dalam perjalanan tradisi Gereja, pallium juga dipakai semua Uskup Agung Metropolit, baik dalam Gereja Katolik ritus Latin maupun ritus non Latin, sebagai simbol delegasi yurisdiksi kepada mereka oleh Takhta Suci. “Seorang Uskup Agung Metropolit, dapat mengenakan pallium sebagai tanda yurisdiksinya, bukan hanya di Keuskupan Agungnya sendiri melainkan juga di semua tempat dalam provinsi gerejawinya kapanpun dia merayakan Misa†(KHK kan. 437).
Mgr Rubi menerima pallium sebagai Uskup Agung Metropolit Semarang (KAS) yang merupakan pusat Provinsi Gerejawi Semarang. Keuskupan Metropolit mengacu pada Keuskupan yang menjadi pusat Provinsi Gerejawi. Misal Keuskupan Metropolit Jakarta adalah pusat Provinsi Gerejawi Jakarta yang melingkupi dua Keuskupan Sufragan; Bogor dan Bandung.
Di Indonesia terdapat sepuluh Keuskupan Metropolit yang juga berstatus Keuskupan Agung. Beberapa Keuskupan Metropolit provinsi gerejawi di dunia ada yang tidak berstatus sebagai Keuskupan Agung; malah justru Keuskupan Sufragan menjadi Keuskupan Agung. Misal Keuskupan Agung Gaeta merupakan sufragan dari Keuskupan Metropolit Roma.
Edward Wirawan