HIDUPKATOLIK.com – HANYA dalam dua atau tiga hari, kabar duka kembali muncul dari Keuskupan Agung Semarang (KAS). Sesudah  Romo Evaristus Rusgiarta yang wafat di usia 75 tahun pada hari Minggu, 02 Juli 2017 yang lalu, kini, KAS kehilangan seorang imamnya lagi, yakni Romo Yoseph Suyatno Hadiatmojo yang wafat pada hari Selasa, 4/7. Keduanya meninggal dunia sesudah menderita sakit dan menjalani perawatan untuk upaya kesembuhan. Namun Tuhan menghendaki lain: memanggil mereka kembali ke pangkuan-Nya di surga.
Inspirasi Imamat
Menanggapi meninggalnya dua iman dari KAS ini, Romo Aloys Budi Purnomo mengungkapkan bahwa kedua imam yang baru saja berpulang ke rumah Bapa di surga tersebut memberi inspirasi panggilan imamat bagi dirinya. Dari Romo Rusgiharta, Romo Budi mengaku terinspirasi menjadi imam ketika ia masih kecil. Salah satu yang dicontoh Romo Budi dari Romo Rusgiharta adalah pastoral “kejungkel” atau kerasulan kunjungan keluarga. Romo Budi kecil saat masih SD mengalami sendiri kunjungan Romo Rusgiharta sebagai Romo Paroki di Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah.
“Suatu sore, Romo Rus kunjungan ke keluarga kami di desa. Saya sebagai anak sulung bertugas membuat dan menghidangkan minuman. Kala itu saya buatkan dan hidangkan segelas teh manis,†kenang Kepala Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang ini.
Lebih lanjut Romo Budi mengatakan, “Kala itu, teh manis yang dihidangkan untuk beliau masih tersisa. Spontan setelah beliau berpamitan, sisa minuman itu saya teguk sambil berdoa: Semoga aku ketularan jadi Romo!â€
Ternyata Tuhan menyelenggarakan. Tuhan memanggil. Budi kecil, kini benar-benar menjadi Romo yang kini tergabung dalam Imam Projo KAS, sejak ditahbiskan per 8 Juli 1996, 21 tahun silam.
Kerukunan Umat Beragama
Baik Romo Rus maupun Romo Yatno, sama-sama memberi inspirasi imamat secara khusus dalam hal merajut kerukunan umat beragama bagi imam-imam maupun kaum awam di KAS. Ketika bertugas di Paroki Klaten, Romo Rus sangat giat merajut kerukunan umat beragama di Klaten bersama mendiang Mbah Liem. Mereka bersama tokoh-tokoh lintas agama membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bahkan sebelum ada FKUB resmi dari pemerintah. Hingga kini FKUB itu masih eksis dengan tambahan FKUB-Kebersamaan, sejak munculnya istilah FKUB Pemerintah.
Menantu Mbak Liem, Gus Jaz bahkan pernah menganggap Romo Rusgiharta seperti eyang sendiri. Hal itu terungkap dalam pertemuan forum kerukunan umat beragama di Klaten, Jawa Tengah pada akhir 2016 lalu. “Romo Rus seperti eyang kami sendiri,†ungkap Romo Budi menirukan ucapan Gus Jaz waktu itu.
Sementara itu, Romo Yoseph Suyatno, juga banyak menginspirasi Gereja KAS dalam upaya, merajut kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama, khususnya melalui gerakan Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) dan gerakan kemanusiaan Posko Merapi di Yogyakarta.
Bagi Romo Budi, setiap kali perjumpaan pribadi dengan Romo Yatno, ia selalu meminta nasihat dan masukan terkait dengan tugasnya sebagai Ketua Komisi Hubungan Antarumat Beragama KAS yang diembannya sejak 01 Mei 2008 hingga saat ini. Dalam beberapa kesempatan, Romo Budi juga mengundang Romo Yatno bersama tim FPUB Yogya untuk memberi pencerahan dalam rangka kaderisasi orang muda cinta gerakan HAK KAS.
Itulah sebabnya, kepergian kedua Imam Diosesan KAS ini membuat Romo Budi merasa kehilangan. Namun Romo Budi tetap berharap akan muncul kader-kader baru, baik imam maupun awam yang mau terlibat dalam gerakan merajut membangun menghadirkan kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama tak hanya di KAS tetapi juga di Indonesia.
“Romo Rus dan Romo Yatno yang terkasih, selamat jalan, pulang menuju surga. Terima kasih atas pelayanan merajut membangun menghadirkan kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama dan kemanusiaan selama ini. Sacerdos in aeternum. Requiescant in Pace!†ungkapnya.
(ANS)