HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Biasa XIII; Kej 21:5.8-20; Mzm 34; Mat 8:28-34
SETELAH doa dan harapan Abraham dan Sarah untuk memiliki keturunan terkabul, bukan berarti masalah mereka selesai. Masalah di depan mata langsung muncul, yaitu bagaimana dengan Hagar dan anaknya Ismael?
Ketegangan dan simpati pembaca semakin memuncak ketika membaca kisah Hagar harus pergi dari rumah Abraham ketika Ismael masih kecil. Apalagi, ternyata Abraham membekali Hagar dan Ismael cuma dengan sekerat roti dan sekantong air. Mereka harus mengembara di padang gurun. Kekhawatiran kita sebagai pembaca benar saja terjadi. Apalah arti sedikit bekal itu untuk bertahan di padang gurun? Begitu kantong air habis isinya, Ismael terus menangis dan membuat Hagar putus asa.
Coba dalami apa yang dialami dan dirasakan Hagar! Sakit hati, kecewa, terbuang, tak berarti, sudah pasti. Tetapi di tengah kesulitan hidup itu, Tuhan menguatkan Hagar. Tuhan membimbing mereka berdua untuk bertahan dan menjadikan Ismael sebagai bangsa besar.
Apa yang kita bisa pelajari dari kisah Hagar? Perginya Hagar dan Ismael dari rumah Abraham bertujuan untuk memperjelas bahwa Ishak adalah anak Abraham yang menjadi ahli waris. Ini penting, supaya keturunan Abraham menjadi jelas. Kedua, Allah ikut campur tangan ketika Abraham membuat keputusan berat itu. Allah tetap peduli dan menjaga Hagar dan Ismael, anaknya.
Romo Josep Ferry Susanto