HIDUPKATOLIK.com – DIREKTORAT Jenderal-Bimbingan Masyarakat (Ditjen-Bimas) Katolik dijadwalkan akan menggelar even Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) pada tahun 2018. Hal ini disampaikan Dirjen Bimas Katolik Eusabius Binsasi dalam pertemuan pembentukan pengurus Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) yang diselenggarakan Selasa-Jumat, 13 – 16 Juni di Jakarta.
Dalam pertemuan yang dihadiri unsur Pemerintah dan perwakilan dari Gereja Katolik ini, Eusabius Binsasi menyampaikan bahwa Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 35 Tahun 2016 yang mengatur tentang Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik atau pelaksanaan Pesparani Tingkat Nasional sudah terbit. “Payung hukum ini lahir karena kerja keras semua pihak yang saling berkoordinasi untuk mewujudkan impian umat Katolik di Indonesia,†ujar Eusabius seperti diberitakan kemenag.go.id, Rabu (14/6).
Lanjut Eusabius Binsasi, lahirnya PMA yang mengatur tentang Pesparani ini bukan sekadar ikut-ikutan agama lain yang sudah menyelenggarakan kegiatan sejenis pada tingkat nasional. Lebih dari itu, peraturan tersebut dikeluarkan untuk mengakomodir pembinaan umat Katolik di Indonesia. “Masyarakat Katolik sebagai bagian integral dari bangsa ini ingin menunjukkan eksistensi dirinya sebagai anak bangsa,†katanya.
Setelah PMA Nomor 35 Tahun 2016 ditetapkan, Eusabius Binsasi mengajak umat Katolik untuk bersinergi dengan pihak terkait seperti Kementerian Keuangan untuk mengalokasikan anggaran yang memadai juga dengan pihak Pemda Provinsi calon tuan rumah. Termasuk kerjasama dengan Gereja Katolik untuk terus membina kehidupan beragama umat Katolik. “Dari situ, diharapkan terwujud masyarakat Katolik yang beriman, berakhlak mulia dan bermoral serta terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan dasar negara kita Pancasila,†tuturnya.
Ketika Pesparani mulai dilaksanakan, Eusabius yakin umat Katolik akan terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. Mereka akan sibuk berlatih mempersiapkan lagu-lagu Pesparani, sibuk berlatih mazmur, juga latihan membaca Kitab Suci. “Ketika umat Katolik sibuk dengan hal-hal yang mulia, maka itu akan berpengaruh pada penurunan penggunaan narkoba, perbuatan maksiat, minum mabuk atau perbuatan lainnya yang dapat mengganggu ketenteraman bersama maupun keselamatan dirinya sendiri,†pungkas Eusabius.