HIDUPKATOLIK.com – Orangtua menjadi pintu masuk bagi buah hati mereka untuk mengenal Allah. Kehadiran ayah dan ibu menjadi perwujudan dan tanda kehadiran Allah di tengah putra putri mereka. Maka, orangtua seharusnya sadar diri dalam berpenampilan, bersikap, berbicara, dan memperlakukan anak.
Lukisan “The Return of the Prodigal Son†(Kembalinya Anak yang Hilang) karya Rembrant menjadi analogi Romo Erwin untuk melukiskan kemaharahiman Allah. Allah yang dipersonifikasi sebagai seorang ayah menyambut kedatangan sang anak yang berdosa dengan tangan terbuka. “Tubuh ayah yang agak membungkuk menunjukkan kerendahaan hati,†kata Romo Erwin lebih lanjut.
“Bagaimana sikap orangtua saat menghadapi anak-anak yang nakal?†tanya seorang umat kepada Romo Erwin dalam seminar bertajuk “Kerahiman Allah dalam Keluarga Melalui Orangtua†di aula Katedral Jakarta, Sabtu, 5/3/2016 silam. Romo Erwin mengatakan, hentikan kenakalan anak dengan lembut dan disiplin, agar nurani mereka berkembang. “Disiplin tidak sama dengan kekerasan. Menghadapi anak dengan kekerasan justru tidak menyelesaikan masalah,†kata Romo Erwin yang berbicara di hadapan sekitar 220 peserta seminar.
Seminar keluarga juga berlangsung di Paroki St Arnoldus Janssen Bekasi, Minggu, 6/3. Romo Sigit Pawanto SVD dihadirkan sebagai narasumber dalam seminar bertajuk “Membangun Keluarga Katolik Menuju Kerahiman Allah yang Memerdekakan dan Berpola Hidup Sehatâ€.
Romo Sigit mengajak umat mengurangi penggunaan handphone, terutama saat bersama keluarga. Penggunaan handphone yang berlebihan bisa merusak keharmonisan keluarga dan keintiman bersama pasangan. Dalam seminar yang dihadiri keluarga muda ini, Romo Sigit menjelaskan tiga hal penting yang menjadi dasar komunikasi dalam keluarga, yaitu waktu, keintiman, dan kasih. Ketiga hal itu mesti dijalankan seimbang dan dibangun sebagai satu kesatuan demi keutuhan keluarga.
Paroki Kalvari Lubang Buaya, Jakarta Timur, merayakan Tahun Kerahiman Allah dengan menggelar pelayanan kesehatan bagi warga di sekitar gereja. Acara yang berlangsung di Sekolah St Markus 2 Lubang Buaya ini diikuti lebih dari 2000 warga. Warga mendapat pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan gigi, pemeriksaan mata dengan pemberian kacamata gratis, pemotongan rambut gratis, pijat refleksi, dan sex education bagi anak dan remaja.
Stefanus P. Elu
Laporan: A. Aditya Mahendra/ Yanuari Marwanto/ Agus Swasono