Aksi lilin untuk Ahok ini dihadiri oleh ribuan masyarakat, baik yang datang secara pribadi maupun kelompok sebagai bentuk empati dan solidaritas terhadap Ahok dan keadilan. Namun, aksi yang berlangsung selama tiga jam tersebut masih menyisakan sampah yang berserakan di mana-mana. Oleh karena itu, Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar mengajak masyarakat peserta aksi untuk membersihkan sampah yang tersisa seperti lilin dan kertas disekitar area aksi.
Dalam orasi terbukanya, Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar, Eduardo Edwin Ramda menghimbau masyarakat untuk membersihkan sampah seusai aksi. “Mari kita bersihkan lapangan ini sebagai wujud kepedulian kita terhadap lingkungan seperti Ahok yang peduli pada kebersihan Jakarta,†kata Edwin.
Dia mengatakan kebersihan adalah aspek utama dari sebuah class action yang bermartabat. “Sebagai aktualisasi dari dogma Paus yang berjudul Laudato Si, sudah sepantasnya kita memikirkan keseimbangan lingkungan, apalagi kita melakukan aksi massa di ruang publik yang esok harinya digunakan masyarakat untuk beraktivitas, kita tidak mungkin meninggalkan kawasan tersebut dengan kotor,†ujarnya.
Susila, salah seorang masyarakat yang berhasil diwawancarai menegaskan sudah sepantasnya suatu aksi tidak menimbulkan masalah, khususnya masalah sampah. “Tidak ada salahnya kita memungut sampah seusai aksi, malu dong buang sampah sembarangan,†ucap Susila.
Di akhir acara, Gerald Bagus selaku sekretaris Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar mengucapkan terima kasih kepada masyarakat. “Kita semua adalah masyarakat yang berakhlak dan beriman, berpendapat di hadapan public maupun bentuk aksi massa lainnya tidak menjadi masalah asalkan tidak merusak fasilitas umum dan meninggalkan sampah yang berserakan, terima kasih atas kesadaran masyarakat akan kebersihan seusai aksi,†ujar Gerald.
Oleh: Humas Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar, Eduardo Ramda