HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Paskah IV; Kis 13:44-52; Mzm 98: 1-4; Yoh 14:7-14
KISAH masih di Antiokhia, di Pisidia. Sabat berikutnya, Paulus menjelaskan mengapa Firman Tuhan akhirnya bisa mencapai bangsa-bangsa lain di ujung bumi. “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain†(ay. 46).
Sekali lagi, pola yang sama muncul di sini, blessing in disguise. Penolakan, paling tidak sebagian (besar), bangsa Yahudi yang terwujud dalam penganiayaan yang mesti dialami oleh para murid pertama, akhirnya bermuara pada pewartaan kepada segala bangsa. Dengan kata lain, kabar sukacita keselamatan bisa keluar menjangkau bangsa-bangsa lain di ujung bumi, justru karena penolakan dan penganiayaan.
Lalu? Kalau kita menelusuri lebih dalam lagi, rasanya inilah yang menjadi inti kekristenan: dari penderitaan ke kemuliaan, dari salib ke kebangkitan. Sayangnya, banyak orang begitu terpancang dengan salib dan penderitaan dan melupakan kebangkitan dan kemuliaan. Akibatnya, ada kesan bahwa orang Katolik itu kurang bersukacita. Apakah Anda merasakan sukacita Paskah?
Romo V. Indra Sanjaya