HIDUPKATOLIK.com – KEBERADAAN Pancasila sebagai perekat kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia yang majemuk sangat mengagumkan. Bahkan pemimpin agama di dunia dan presiden Amerika Serikat sangat tertarik menerapkan prinsip Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika yang mampu menjadi pemersatu ratusan suku, bahasa dan keberagaman agama.
Demikian pesan yang dirangkum dari homili Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap dalam Misa pembukaan Musyawarah Nasional Ikatan Sarjana Katolik (Munas ISKA) 2017 di Catholic Center Medan, Medan, Sumatera Utara, Jumat, 24/3.
Dalam khotbah itu, Mgr AB Sinaga pun mengingat kedatangan pemimpin umat Katolik sedunia Paus Johanes Paulus II ke Indonesia pada 8 – 12 Oktober 1989. Saat itu, Sri Paus menyinggahi kota Jakarta, Yogyakarta, Maumere (Flores), Dili (Timor Timur – waktu itu masih menjadi provinsi ke-27) dan Medan.
“Paus Yohanes Paulus II saat berkunjung ke Indonesia, sangat mengagumi Pancasila dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Ia kemudian akan mencanangk praktiknya di Gereja Katolik di seluruh dunia. Prinsipnya bahwa kesatuan dan kebinnekaan adalah satu kesatuan, kebhinnekaan tidak boleh mematikan kesatuan, demikian juga kesatuan tidak boleh meniadakan kebhinnekaan,†katanya.
Uskup Sinaga, melanjutkan, “Bahkan Barrack Obama (Presiden Amerika Serikat) cemburu kepada negara Pancasila. Karena di sana yang hanya ada dua warna kulit dan warna lainnya saling menembak dan membunuh.â€
Dia juga menguraikan pengalamannya saat kuliah di Kanada. Negara yang hanya terdiri dari dua pembeda, dalam hal ini Bagasa Belanda dan Perancis. Namun berpenduduk belasan juta itu, kerap dilanda konflik dan permusuhan sentimentil.
Sementara di bumi Indonesia, 361 suku dan bahasa bisa rukun dan bersaudara. “Karenanya, sesuai dengan Perintah Tuhan, agar Umat mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri,†ujar Mgr AB Sinaga.
Kepada ISKA secara lembaga dan pengurusnya, Uskup AB Sinaga berharap agar ISKA berkumpul untuk memperbarui dan merevitalisasi cinta kepada bangsa Indonesia. Serentak sebagai ungkapan iman kepada Tuhan Maha Esa.
ISKA tidak berpretensi berbuat yang lain. Apalagi, bangsa Indonesia yang dikagumi seluruh dunia. Itu terjadi karena prinsip Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.
Menurut Mgr AB Sinaga, Indonesia yang terdiri atas beragam suku bangsa dan bahasa menghadapi banyak tantangan. Di antaranya, saat ini, ada yang ingin mencoba mengubah prinsip dasar ideologi Pancasila.
“Kita telah menjadi saksi dari beberapa kekuatan yang hendak memecah belah bangsa ini. Tetapi melalui pertemuan ISKA ini, kita hendaknya mengulangi dan menegaskan dasar negara kita,†kata Uskup sambil berseru dari podium.
Seusai Misa, pembukaan rangkaian Munas ditandai dengan pemukulan gong oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly didampingi Mgr AB Sinaga, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Hj Nur Azizah Marpaung, Ketua Presidium Pengurus Pusat ISKA Muliawan Margadana, Ketua DPD ISKA Sumut Hendrik Sitompul, Wakil Wali Kota Medan Akyar Nasution dan tokoh masyarakat Katolik lainnya.
DD Ambarita