HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Prapaskah III; Hos 14:2-10; Mzm 81; Mrk 12:28b-34
PRIBADI yang penuh kasih biasanya sulit marah berlama-lama. Misal seorang ibu atau ayah kepada anaknya, meski anak-anak sering mengecewakannya, namun kasih orang tua yang baik akan selalu ada bagi anak-anak. Inilah gambaran kasih Allah kepada umat-Nya. Ia mengikatkan diri untuk selalu setia dalam mengasihi umat-Nya.
Manusia biasanya mengalami berbagai tantangan hidup untuk sampai kepada kesadaran bahwa mengasihi Tuhan adalah hal yang sangat penting dalam hidupnya. Kesadaran manusia kembali kepada Tuhan, Sang Pemberi Hidup, bagaikan ikatan perkawinan sejati yang dipulihkan dengan kasih. Kasih ini hendaknya menghadirkan perdamaian di lingkungan sekitar.
Yesus menegaskan bahwa orang yang dekat dengan Allah dan Kerajaan-Nya adalah orang yang mampu mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatannya. Hal ini mau menjelaskan bahwa seluruh hidup seseorang, baik pikiran, perkataan, dan perbuatannya, yang selalu terarah kepada Tuhan dan menyenangkan Tuhan dengan melakukan kehendak-Nya, akan menjadikan hidup orang tersebut bermakna dan dekat dengan Dia. Setelah mencapai tahap tersebut, orang harus membagikan kepada sesama dengan cara mengasihi orang-orang di sekitar, seperti mengasihi diri sendiri.
Theresia Vita Prodeita