HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Prapaskah II; Yer 17:5-10; Mzm 1; Luk 16:19-31
LUKAS menggambarkan orang kaya pada perikop Luk 16:19-31 sebagai sosok yang sombong. Orang kaya itu memperlihatkan jati dirinya dengan “selalu berpakaian jubah unguâ€, warna khusus monopoli orang kaya zaman itu (lih. Hak 8:26; Sir 45:10; Est 1:7; 8:15). Lalu “setiap hariâ€, ia mengadakan pesta yang seharusnya hanya untuk waktu-waktu tertentu saja (bdk. Luk 12:19; 15:23-32). Ke sombongannya membuat dia tidak mengenal “Lazarus yang badannya penuh borok, yang sedang berbaring dekat pintu rumahnyaâ€, jalan masuk para tamu pesta nya. Anjing-anjinglah yang dibiarkannya untuk “datang dan menjilat borok Lazarusâ€.
Setelah mati pun, bukan pertobatan yang dicarinya. Sikap keras kepalanya (dan kesombongan) tampak saat ia mencari kenikmatan diri serta mengutamakan kepentingan keluarganya. “Suruhlah Lazarus mencelupkan jarinya ke air dan menyejukkan lidahku … suruhlah dia ke rumah ayahku dan memperingatkan kelima saudaraku agar jangan masuk kelak ke tempat penderitaan ini†(ay 24. 27-28), serunya kepada Abaraham.
Kesombongan dan sikap keras kepala si kaya itu telah membutakan dirinya dari kerahiman Allah. Ia hanya ingat pada dirinya dan lingkungan terdekatnya. Tanpa disadari, sikap macam si kaya itu bisa “masuk†dalam corak hidup kita. Untuk mencegahnya, sebaiknya selama Masa Puasa ini, kita baca ulang serta renungkan “Sabda Bahagia dan Peringatan†pada Luk 6:20-26.
Henricus Witdarmono