HIDUPKATOLIK.com - Prapaskah, kata Paus Fransiskus adalah waktu untuk “bernapas†lagi. Ini menjadi kesempatan membuka hati kepada napas Allah yang mampu mengubah debu menjadi manusia.
BASILIKA St Sabina di Bukit Aventina, Roma selalu spesial saat Rabu Abu tiba. Pasalnya, menurut tradisi, Paus merayakan Misa Rabu Abu di sana. Demikian juga tahun ini. Paus Fransiskus memulai prosesi Misa dari sebuah basilika Benediktin yang hanya sepelemparan batu jauhnya dari Basilika St Sabina.
Paus mengawali khotbah dengan kutipan Yoel 2:12: “‘Tetapi sekarang juga,’ demikianlah firman Tuhan, ‘berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.’â€
Kata-kata ini, menurut Paus, berlaku bagi semua orang agar kita kembali kepada belas kasih Allah. Puasa, lanjut Paus, merupakan jalan yang mengarah kepada rahmat kemenangan atas semua yang akan menghancurkan atau mengurangi martabat kita sebagai anak-anak Allah. “Tanda abu yang kita terima mengingatkan kita akan asal-usul kita, bahwa kita ini berasal dari debu. Hal itu juga mengingatkan kita bahwa Allah meniupkan napas kehidupan kepada kita masing-masing,†kata Paus dilansir Radio Vatikan (2/3). Napas dari Allah, ujar Bapa Suci, menyelamatkan kita dari kesesakan yang menghambat iman kita, mengurangi kemurahan hati, dan menahan setiap harapan.
Paus Fransiskus mengatakan, Prapaskah adalah waktu untuk mengatakan tidak pada kesesakan rohani yang disebabkan ketidakpedulian, mengatakan tidak pada kata-kata kosong dan tanpa makna. Prapaskah juga menjadi waktu mengatakan tidak untuk kesesakan dari doa yang hanya menenangkan hati sendiri, tidak untuk pemberian yang membuat kita puas diri, puasa yang membuat kita merasa baik. “Ini menjadi kesempatan mengatakan tidak pada semua hal yang menghalangi kita dari rahmat Allah.â€
Prapaskah menjadi saat untuk berefleksi dan bertanya pada diri sendiri apa yang akan terjadi jika Allah menutup pintu-Nya bagi kita. Apa yang akan terjadi pada kita tanpa rahmat-Nya yang senantiasa mengampuni dan memberi kita kesempatan untuk membarui diri? “Prapaskah adalah waktu untuk memulai bernapas kembali. Ini menjadi kesempatan kita untuk membuka hati kepada napas hidup dari Allah yang mengubah kita dari debu menjadi manusia.â€
Pada Minggu sore, 5/3, Paus Fransiskus bersama Kuria Vatikan berangkat ke Casa del Divin Maestro, sebuah pusat retret di Bukit Alban, Ariccia, tak jauh dari Roma. Bapa Suci dan para kuria melakukan retret selama satu pekan, demikian diberitakan news.va (6/3).
Dalam audiensi umum, sebelum berangkat retret, Paus meminta umat agar berdoa baginya dan seluruh kuria yang mengikuti retret. Selama retret, Paus bersama kuria bergumul dalam doa, meditasi, dan adorasi Ekaristi. “Penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus†menurut Injil Matius menjadi tema utama retret tahun ini. Giulio Michelini, rahib Fransiskan memimpin latihan spiritual ini. Paus Fransiskus dan kuria kembali ke Vatikan pada Jumat, 10/3. Praktis semua audiensi Paus, termasuk audiensi umum setiap Rabu ditangguhkan.
Edward Wirawan