HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Prapaskah II; Yes 1:10.16-20; Mzm 50; Mat 23:1-12
DALAM kehidupan umat, penginjil Matius sangat menekankan kesamaan di hadapan Allah. “Kita semua adalah saudaraâ€, dan karena itu, semua hubungan antarumat harus bercorak persaudaraan, begitu pesannya (lih. Mat 5:23-24; 7:3-5; 12:50; 18:15-17.21-23). Bila harus ada fungsi dalam kehidupan umat, maka dasar pelaksanaannya adalah pelayanan. “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaknya ia menjadi pelayanmu … sama seperti Putra Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani…†(Mat 20:26-28).
Tatanan umat Allah ini berbeda dengan tatanan yang dibuat oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi yang telah “menduduki kursi Musa†(lih. Mat 23:2). Mereka membuat pembedaan dengan mengandalkan “tampak luar†melalui berbagai aksesori hidup keagamaan yang hulunya adalah kesombongan religius. Kesombongan semacam inilah yang merusak dan menjatuhkan seluruh tatanan, karena ia menafikan Allah. Tulis Ams 16:18, “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.â€
Sebaliknya, hanya melalui pelayanan, misi Ad Maiorem Dei Gloriam, ‘agar kemuliaan Allah menjadi lebih besar’ dapat diwujudkan.
Henricus Witdarmono