HIDUPKATOLIK.com -Â Hari Jumat sesudah Rabu Abu; Yes 58:1-9; Mzm 51; Mat 9:14-15
AJAKAN berpuasa yang sesungguhnya, yang diwartakan Nabi Yesaya, kiranya bisa menjadi cermin bagi perjuangan kita dalam menjalani puasa. Yesaya mengkritik keras praktik puasa yang terjadi di tengah umat. Tampak luar yang terlihat oleh mata insani, memang seolah-olah mereka ini mendekat kepada Allah, berbuat yang benar, membaca dan mempelajari hukum-hukum Allah. Bahkan saking merasa diri sudah suci, mereka sampai menegur orang lain yang tidak memperhatikan mereka yang sedang berpuasa dan merendahkan diri.
Tetapi Allah tahu isi hati mereka. Di balik tingkah laku saleh itu tercium bau busuk yang menyengat yang tidak bisa disembunyikan. Allah tahu sebetulnya mereka jauh dari sikap rendah hati. Puasa mereka tampaknya saja penuh, tetapi hati mereka masih setengah-setengah. Mereka masih bertindak kejam terhadap karyawan nya, saling berbantah dan berkelahi.
Lebih jelas lagi nubuat Yesaya mengungkapkan bahwa kalau puasa mereka harus membuka belenggu kelaliman, tidak membebani hidup orang lain, berbagi makanan kepada mereka yang lapar, membuka rumah untuk orang miskin, memberi pakaian kepada mereka yang telanjang. Yesaya mengungkapkan puasa yang demikian akan memulihkan luka manusia, di mana manusia berjalan dalam kebenaran dan kemuliaan Tuhan. Ketika mereka berdoa, doa mereka akan didengar Tuhan.
Josep Ferry Susanto