HIDUPKATOLIK.com -Â Hari Kamis sesudah Rabu Abu; Ul 30:15-20; Mzm 1; Luk 9:22-25
PADA dasarnya semua orang baik, ingin hidup baik setidaknya pernah mencoba hidup baik. Semua orang mau bahagia dan membahagiakan minimal orang-orang di sekitarnya. Yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain adalah tingkat kesabarannya dalam berjuang untuk menjadi baik dan setia. Kadang kebosanan, godaan, dan masalah memudarkan daya tahan manusia untuk hidup dalam pertobatan. Yang terparah adalah godaan itu justru datang semakin bertubi ketika manusia sedikit lagi mencapai “garis finisâ€.
Seruan Musa dari padang gurun ribuan tahun lalu, kiranya masih terus bergema bagi manusia jaman sekarang. Pada saat itu Musa sedang memimpin bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir, dan akan memasuki Tanah Terjanji. Artinya, mereka belum sampai ke tempat tujuan akhir perjuangan mereka. Umat Israel yang kala itu sudah lelah dalam perjalanan justru semakin mudah mengeluh, jatuh, dan menjauh dari Allah. Mereka tidak sabar padahal tujuan sudah di depan mata.
Menghadapi umat Israel yang demikian, Musa mengungkapkan bahwa mereka harus memilih di antara dua hal yang saling berseberangan. Hidup seturut perintah Allah atau mengikuti dewa-dewa lain. Konsekuensi dari pilihan itu pun dibuat sejelas mungkin. Bila mengikuti Allah, mereka akan hidup dalam limpahan rahmat dan berkat. Sedangkan pilihan kedua akan membawa mereka kepada kebinasaan dan kegagalan mencapai tujuan dan janji Allah kepada mereka. Hidup adalah memilih, apa yang kita pilih menentukan bagaimana kisah hidup kita akan berakhir.
Josep Ferry Susanto