HIDUPKATOLIK.com - Kebijakan pembangunan dari pemerintah negara-negara di dunia kerapkali mengabaikan hak masyarakat adat. Paus Fransiskus menyatakan dukungan kepada masyarakat adat.
SEMBARI tersenyum, Paus Fransiskus bertanya kepada Stefanus Masiun, “Dari Indonesia ya?†Stefanus menjawab, “Iya, Bapa Suci, saya dari Indonesia.†Percakapan singkat itu terjadi kala Stefanus memperkenalkan nama dan negara asalnya. Stefanus adalah Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Wilayah Kalimantan Barat. Stefanus bersama perwakilan masyarakat adat dari seluruh dunia bertemu Paus Fransiskus pekan lalu.
Pertemuan dua tahunan ini diinisiasi International Fund for Agricultural Development (IFAD), lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menjadi pendonor dana internasional untuk pembangunan pertanian. Tujuan pertemuan ini untuk mempromosikan pemberdayaan ekonomi masyarakat adat. Paus menekankan pentingnya mendamaikan hak untuk pembangunan, baik sosial dan budaya, dengan perlindungan karakteristik tertentu dari masyarakat adat dan wilayah mereka tinggal. “Terutama ketika merencanakan kegiatan ekonomi yang dapat mengganggu budaya asli dan hubungan leluhur mereka dengan bumi,†kata Paus seperti dilansir Radio Vatikan (15/2).
Paus Fransiskus juga menekankan agar masyarakat adat mendapatkan hak untuk melakukan persetujuan tanpa paksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 Deklarasi tentang Hak-hak Masyarakat Adat. Hal itu, lanjut Paus, bisa menjamin kerja sama yang damai antara pemerintah dan masyarakat adat dalam mengatasi konfrontasi dan konflik.
Paus juga menekankan aspek pembangunan mesti memperhitungkan identitas asli, dengan perhatian khusus kepada orang muda dan perempuan; tidak hanya mempertimbangkan mereka, tapi melibatkan dalam rencana pembangunan. “Bagi pemerintah ini berarti mengakui bahwa masyarakat adat adalah bagian dari masyarakat yang akan dihargai dan dilibatkan dalam kerangka partisipasi penuh di tingkat lokal dan nasional,†ujar Bapa Suci.
IFAD, kata Stefanus meminta dukungan Paus untuk memperkuat upaya pemberdayaan masyarakat adat di dunia. “IFAD adalah organisasi internasional yang progresif dalam menerapkan Deklarasi PBB tentang hak-hak masyarakat adat tahun 2007,†tulis Stefanus dalam pesan WhatsApp pekan lalu.
Stefanus meyakini, spirit Ensiklik Laudato Si’ dan dukungan Paus Fransiskus bermakna penting serta menginspirasi IFAD dan masyarakat adat di dunia. “Paus Fransiskus berasal dari Amerika Latin, wilayah yang memiliki perjuangan masyarakat adat yang kuat dan gigih mempertahankan hak-haknya. Paus memahami perjuangan ini,†jelas Stefanus.
Untuk konteks masyarakat adat di Indonesia, Stefanus menilai, sikap Paus menjadi energi untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat adat. “Termasuk perjuangan mendesak keluarnya undang-undang tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat yang kita perjuangkan
saat ini.â€
Mengutip Laudato Si’, Paus menyatakan dukungan kepada IFAD untuk berkontribusi secara efektif bagi pembangunan. “Perkembangan teknologi dan ekonomi yang tidak menjadikan dunia lebih baik dan tidak menjadikan kualitas integral hidup lebih tinggi, tidak dapat dianggap kemajuan.â€
Edward Wirawan