HIDUPKATOLI.COM-KEPERGIAN Pater Henricus Dori Wuwur SVD cukup mengejutkan. Beberapa hari sebelum meninggal, Pater Henric terlihat sehat dan bugar. Bahkan masih sempat menulis dan memberi khursus beberapa suster Bahasa Jerman. Berita kematian Pater Henric membuat keluarga besar Serikat Sabda Allah (SVD) mengalami kesedihan mendalam. Pater Henric meninggal di Rumah Sakit Kewapante, Maumere, Nusa Tenggara Timur pada Jumat,3/02. Beliau meninggal karena serangan jantung.
Pater Henric dilahirkan di Balkan, Lembata, pada tanggal 21 September 1946. Pada tahun 1976 menyelesaikan studinya pada STFK Ledalero. Pada tahun yang sama beliau ditahbiskan menjadi imam dalam Societas Verbi Divini (Serikat Sabda Allah-SVD). Pada tahun 1981 melanjutkan studi dalam bidang Homiletik pada Universitas Westfalen, Müenster, Jerman. Tahun 1985 meraih gelar Lizensiat dengan tesis berjudul Die Aufgabe des Predigers nach der Lehre des Zweiten vatikanischen Konzils. Sejak tahun 1985 menjadi anggota staf dosen pada STFK Ledalero. Tahun 1991 mengikuti program doktorat pada Phil.-Theol. Hochschule der Steyler Missionsgesellschaft di St. Augustin, Jerman.
Tahun 1998 meraih gelar doktor dalam bidang Misiologi. Selain mengisi waktu luang dengan menulis artikel, beliau juga menulis berbagai buku antara lain: Berkhotbah. Suatu Petunjuk Praktis, Nusa Indah, 1989; Fatamorgana Kehidupan Kristen, Nusa Indah, 1990; Titian Hidup, Kanisius, 1996; Partnership: Tonggak Kebahagiaan Suami-Istri, LPBAJ, 2001; Belajar Efektif, Nusa Indah, 2001; Hatiku Tumpangan-Mu, Obor, 2001; Di Bawah Naungan Sayap-Mu, Obor, 2001; Retorika. Terampil Berpidato, Berdebat dan Bernegosiasi, cet. ke-12, Kanisius, 2013; dan Metodologi: Seni Menulis Karya Ilmiah, Penerbit Ledalero, 2014.
Selain itu, dosen yang dikenal killer ini, masih semangat menjadi dosen di akhir-akhir hidupnya dengan mengampu matakuliah Metodologi dan Homiletik. Mengapa beliau disebut killer? Beliau amat teliti dalam memeriksa setiap tugas yang diberikan kepada mahasiswa. Selain itu, beliau adalah pribadi yang disiplin. Meski demikian, hal yang khas dari beliau yakni selalu tersenyum ketika memulai dan mengakhiri kuliah. “Awal menarik, penutup mengesankanâ€, demikian adagium yang sering beliau lontarkan.
Selain dikenal killer dan murah senyum, beliau gemar memotret alam lingkungan, khususnya bunga-bunga yang menurut beliau sangat menarik. Ketika menunjukkan hasil potretan beliau di kelas, dosen yang suka dipuji ini, mengatakan bahwa hasil potretan kita akan menjadi menarik “tergantung perspektif mengambilâ€. Dan itu akan menimbulkan gelak tawa dari para mahasiswa.
Pater Henric telah pergi meninggalkan kita. Beliau pergi mendahului kita semua ke Rumah Bapa. Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. P. Henric telah berpulang ke Rumah Bapa, tetapi namanya selalu dikenang baik di kalangan civitas academika STFK Ledalero, maupun di dalam hati para mantan mahasiswanya. Selamat jalan Pater Henric. Doakan kami yang masih berziarah di dunia ini.
Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Frater Krispinus Ibu (Maumere)