HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Biasa VI; Kej 11: 1-9; Mzm 33; Mrk 8: 34-9:1
BACAAN hari ini berkisah tentang Menara Babel yang amat terkenal itu. Kisah ini biasa dipandang kisah asal-usul (kisah etiologis) mengapa di dunia ini terdapat begitu banyak bahasa. Menurut penelitian sekarang terdapat sekitar 7000 bahasa yang masih digunakan (spoken language). Menurut kisah ini, keanekaragaman bahasa adalah akibat dari Allah yang “mengacaubalaukan (Ibr: balal, yang mirip dengan Babel) bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing†(ay.7). Pada mulanya adalah unitas, tetapi karena dosa manusia, lahirlah pluralitas!
Pemahaman tradisional ini kiranya perlu didiskusikan lagi. Apakah karena merupakan penghukuman Allah, pluralitas (bahasa/budaya) lalu menjadi sesuatu yang negatif? Yang jelas, tidak pernah terbukti bahwa sebelum kisah Menara Babel, “seluruh bumi, satu bahasa dan satu logatnya†seperti diklaim Kej 11:1. Pluralitas tentunya adalah sesuatu kekayaan yang tak ternilai. Bertitik tolak dari kisah Menara Babel ini, pluralitas adalah anugerah Allah, kendati datang dalam bentuk hukuman!
Lalu? Dalam hidup sehari-hari kita mengenal ungkapan blessing in disguise, berkah yang datang dalam ketersembunyian. Apakah kita cukup peka menangkap blessing yang tersembunyi itu?
V. Indra Sanjaya