HIDUPKATOLIK.com -Â Pekan Biasa VI; Kej 9: 1-13; Mzm 102; Mrk 8: 27-33
TANGGAPAN Tuhan atas kurban Nuh, disampaikan secara langsung kepada Nuh dan keluarganya. Janji yang disampaikan Tuhan kepada Nuh praktis mengandung unsur-unsur yang sama dengan janji yang pernah Ia sampaikan kepada Adam. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sendiri (ay.6, bdk. Kej 1:26); mereka akan bertambah banyak dan berkuasa atas hewan (ay.1-2, bdk Kej 1:26-29). Hanya saja, sekarang manusia diperbolehkan makan daging, tetapi bukan darah (ay.3-4, bdk. Kej 1:29).
Dengan demikian boleh dikatakan bahwa Nuh menjadi titik tolak karya penciptaan manusia yang baru. Yang menarik adalah perjanjian Allah dengan Nuh ini ditandai dengan “busur-Ku†(ay. 13) yang biasanya diartikan sebagai pelangi. Kalau pelangi disebut sebagai busur Allah, maka dengan bentuk yang melengkung ke dalam seperti itu, anak panah sebenarnya mengarah kepada Allah sendiri. Allah mengambil risiko karena janji-Nya sendiri. Allah berjanji tidak akan mengirim air bah untuk memusnahkan bumi, walaupun manusia selalu jahat adanya. Allah bahkan mengurbankan Diri-Nya untuk manusia yang nantinya terwujud dalam diri Yesus Kristus.
Lalu? Sejarah pergaulan Allah dengan manusia sebagaimana terekam dalam Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Lama, sebenarnya menggambarkan kontras antara kedegilan manusia dan kesetiaan Allah. Apakah kita akan tetap berdegil ria atau berusaha mengatasi kecenderungan diri kita dan lebih mengarah kepada Allah?
V. Indra Sanjaya